Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengapa Suasana Nagasaki di Jepang Mirip Seperti Belanda? Ini Alasannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Huis Ten Bosch, Nagasaki

TRIBUNTRAVEL.COM - Terletak di pantai barat laut pulau Kyushu, Nagasaki sangat dipengaruhi oleh budaya Belanda.

Saat kamu menjelajahi Nagasaki, kamu pasti akan merasakan suasana kota yang kental akan budaya Belanda.

Bukan tanpa alasan mengapa suasana Nagasaki mirip dengan Belanda.

Dilansir TribunTravel dari laman trip101, berikut alasan mengapa Nagasaki terasa begitu mirip dengan Belanda.

TONTON JUGA

Fakta 1: Perdagangan eksklusif dengan Belanda selama periode Edo

Hubungan Jepang-Belanda dimulai lebih dari 4 abad yang lalu hingga 1609, ketika hubungan perdagangan formal pertama didirikan.

Pada 1637, orang Kristen Jepang memulai Pemberontakan Shimabara melawan Keshogunan Tokugawa, tetapi dikalahkan dengan bantuan Belanda.

Hasilnya, Belanda menjadi mitra dagang eksklusif di Jepang selama lebih dari dua dekade.

Fakta 2: Dejima adalah satu-satunya tempat Jepang berdagang dengan Belanda selama periode Edo

Setelah Pemberontakan Shimabara dan setelah pemberontak Kristen diusir dari Jepang, negara itu mengalami masa isolasi nasional selama lebih dari 2 abad.

Oleh karena itu, pada 1634, Dejima (出 島) dibangun, untuk membatasi pedagang asing ke pulau buatan kecil yang dibangun di teluk Nagasaki.

Awalnya dimaksudkan untuk menampung para pedagang Portugis yang diusir setelah Pemberontakan Shimabara, Dejima menjadi pos perdagangan Belanda dari 1641 hingga 1853.

Nyatanya, itu adalah satu-satunya tempat di mana Belanda diizinkan untuk berdagang di Jepang, satu-satunya pintu gerbang ke Barat.

Meskipun pulau buatan berbentuk kipas sudah tidak ada lagi saat ini, Dejima jelas memainkan peran penting dalam perkembangan budaya, industri, dan sains di Jepang.

Oleh karena itu, upaya besar sedang dilakukan untuk mengembalikan Dejima ke keadaan aslinya pada abad ke-19.

Halaman
1234