Sementara itu, Corporate PR & Sales Manager PT Dafam Hotel Management Ninik Haryanti mengatakan, ada kemungkinan tren penjualan voucer menginap yang fleksibel berlangsung untuk jangka panjang. Namun, penawaran akan disesuaikan dengan situasi.
“Sebenarnya, program menjual voucer sudah ada sejak sebelum pandemi, tetapi dengan harga normal,” kata dia kepada Kompas.com, Rabu (19/8/2020).
“Di era pandemi ini jadi tren karena harga yang sangat murah dan masa berlaku cukup lama. Boleh dibilang tren tidak akan long term dengan harga pandemi,” imbuh Ninik.
Assistant Corporate Marcomm Manager Santika Indonesia Hotels & Resorts Prita Gero juga menuturkan hal yang sama.
Menurut dia, tren penjualan voucer menginap di hotel dengan periode yang fleksibel akan berlangsung dalam jangka panjang.
Selain karena situasi dan kondisi pandemi Covid-19 yang masih belum pasti, masyarakat juga dirasa lebih antusias dengan fleksibilitas yang ditawarkan.
“Tren dua sampai tiga tahun ke depan belum tentu kencang karena vaksin akan ada. Kalau misal fleksibilitas, masih. Cuma bukan voucer yang jangka panjang,” kata Prita kepada Kompas.com, Rabu (5/8/2020).
• Viral di Medsos, Rumah Berbentuk Gepeng yang Dalamnya Seperti Hotel Mewah
• Syarat Menginap di Hotel Syariah, Haruskah Beragama Islam?
• Fasilitas Baru di Bandara Soekarna-Hatta, Heliport Komersial hingga Hotel Bintang 4
• Jangan Sampai Salah Ambil, Ini Daftar Barang di Kamar Hotel yang Boleh Dibawa Pulang
• Apa Bedanya Hotel Bintang 1, 2, 3, 4 dan 5?
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Begini Tren Voucer Menginap di Hotel yang Fleksibel Menurut Pegiat Perhotelan