Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Travel Bubble Australia-Selandia Baru Ditunda Akibat Kasus Covid-19 Meningkat

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sydney, Australia

TRIBUNTRAVEL.COM - Selandia Baru menunda perjanjian travel bubble dengan Australia.

Pariwisata antar kedua negara tersebut baru bisa dilakukan beberapa bulan kemudian.

Hal ini dipastikan Perdana Menteri Jacinda Ardern.

Pada Mei 2020, saat kedua negara mulai keluar dari lockdown setelah adanya penurunan drastis kasus infeksi Covid-19, terdapat beberapa usulan, satu di antaranya Selandia Baru dan Australia dapat melanjutkan pariwisata dengan melakukan travel bubble.

Mengutip Lonely Planet, travel bubble tersebut secara resmi disebut dengan “Zona perjalanan aman Covid Trans-Tasman”.

Koridor perjalanan tersebut memungkinkan perbatasan kedua negara dibuka kembali untuk perjalanan non-esensial, sementara perbatasan tetap ditutup bagi pelancong dari negara lain.

10 Fakta Unik Selandia Baru, Punya Air Terjernih di Dunia hingga Tempat dengan Nama Terpanjang

Menyewa campervan di Selandia Baru (wilderness.co.nz)

Waktu diberlakukannya koridor perjalanan belum dikonfirmasi.

Namun, rencana tersebut diharapkan terealisasi sebelum musim panas.

Kendati demikian, wabah Covid-19 baru-baru ini di Melbourne yang menyebabkan keadaan darurat di Victoria membuat khawatir para pejabat.

Rencana pun didorong mundur.

“Salah satu yang kami katakan sebagai bagian dari kriteria kami adalah dimana pun kami memiliki perjalanan bebas karantina, mereka harus bebas dari penularan kelompok untuk periode 28 hari,” kata Ardern dalam The AM Show, seperti dikutip dari Lonely Planet yang mengutip Sydney Morning Herald.

“Hal tersebut akan membutuhkan waktu yang lama bagi Australia untuk kembali ke masa tersebut,” imbuhnya.

Tidak ada jangka waktu kapan rencana akan dijalankan

Ardern tidak memastikan berapa lama travel bubble bakal terealisasi.

Menurutnya, rencana akan ditunda selama beberapa bulan.

Halaman
12