Ardern dan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, merilis pernyataan bersama pada Mei.
Pernyataan tersebut menyebutkan, kemungkinan koridor perjalanan sudah dibahas antara kedua pemerintahan.
Pengerjaan dari rencana akan dimulai dengan membangun sebuah sistem secepat mungkin jika sudah aman untuk dilakukan.
“Kami harus berhati-hati dalam melanjutkan gagasan ini. Kedua negara tidak ingin melihat virus kembali, merupakan hal yang penting bagi setiap zona perjalanan menjadi aman,” seperti tertera dalam pernyataan tersebut.
“Melonggarkan pembatasan perjalanan pada waktu yang tepat sudah jelas akan menguntungkan kedua negara, serta mendemonstrasikan mengapa mengatasi virus lebih awal merupakan strategi yang terbaik bagi pemulihan ekonomi,” lanjut pernyataan tersebut.
Perbatasan kedua negara tetap ditutup bagi negara lain
Saat ini, perbatasan negara Australia dan Selandia Baru tetap ditutup bagi non-warga negara atau pelancong tidak tetap.
Jika di kemudian hari perbatasan negara dibuka bagi pariwisata melalui zona perjalanan aman Covid Trans-Tasman, ada kemungkinan para pelancong antar kedua negara tidak perlu melakukan karantina.
Selandia Baru mengimplementasikan salah satu lockdown terberat di dunia pada pertengahan Maret.
Saat ini, karena langkah yang cepat dan ketat, serta kepatuhan warganya--Selandia Baru menjadi salah satu negara paling aman terkait virus Covid-19.
• Batik Air Gelar Safe Travel Campaign, Penumpang Bisa Terbang dengan Aman saat Pandemi
• 5 Taman Kota di Palembang untuk Dikunjungi saat Liburan Akhir Pekan
• Makam Sunan Kalijaga dan 4 Tempat Wisata Religi di Jawa Tengah untuk Liburan Akhir Pekan
• Doyan Makan Pedas? Cicipi 3 Bakso Isi Rawit di Bogor Ini
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kasus Covid-19 Meningkat, Travel Bubble Australia-Selandia Baru Ditunda.
Baca tanpa iklan