TRIBUNTRAVEL.COM - Suara gending pangkur terdengar dari kejauhan di Jalan Veteran, Umbulharjo, Yogyakarta.
Banyak orang dibuat penasaran dari mana asal suara lagu tradisional Jawa itu.
Semakin lama suara yang terdengar semakin kuat bersamaan dengan melintasnya gerobag yang didorong seorang pria.
Rupanya gerobag Sate Kere Mbah Widyo itu adalah sumbernya.
Unik dan kreatif.
Mungkin sering kita temukan gerobag penjual klepon yang memperdengarkan lagu-lagu dangdut.
Namun, Widyo Laksito, pemilik gerobag sekaligus penjual Sate Kere Mbah Widyo ingin tampil beda.
"Saya berpikir apa yang beda dari yang lain. Saya juga punya jiwa seni dan saya senang gending.
Kalau ada tandanya orang jadi tahu ini sate kere, ada tulisannya juga," ujar Widyo yang mengaku merupakan seorang abdi dalem ini.
Dengan lagu kesukaannya itu, Widyo mengaku merasa memiliki teman di sepanjang jalan yang membuatnya tidak merasa lelah.
“Jadi teman kita jalan, kalau di perjalanan enggak merasa capek,” ungkap pria kelahiran 31 Desember 1951 ini.
Adapun gending yang diperdengarkan oleh Widyo pun ada banyak ragam, di antaranya gending semar mantu, pangkur, ladrang manten, uyon-uyon, prajuritan, dan lain-lain.
Sementara untuk memutar lagu tersebut Widyo menggunakan teknologi yang cukup modern.
Ia memasang speaker, tape pemutar audio, dan flashdisk berisi file lagu-lagu gending yang selalu menempel di tape itu.
Bukan hanya gerobag itu yang unik, sate kere yang dijual Widyo pun termasuk langka ditemukan.