Temannya pun mencoba menenangkan si pemabuk itu dan meminta maaf atas sikap kurang ajar itu.
Sejak kejadian itu, Dasir berinisiatif memperbanyak etalase dengan makanan setiap hari.
"Bapak saya, anggap itu masukan walaupun bentuknya marah. Akhirnya pengunjung semakin banyak karena menunya banyak. Makanya kalau generasi antara usia 60 sampai 70 tahun yang dulu suka keluyuran pasti tahu Warmo," lanjutnya lagi.
Dua Versi Nama Warmo
Warteg Warmo dulu tidak bernama. Sejak berdiri, Dasir dan Tumuh tak memberikan nama khusus.
Menurut Saryoto, ada dua versi asal usul nama Warteg Warmo.
Dulu, ada Warmo itu berasal dari nama salah satu karyawan warteg. Namanya, Darmo. Ayah Saryoto kerap kali menyuruh Darmo.
"Dulu ada karyawan yang namanya Darmo. Kalau ada yang mesen kopi di sini nanti bapak saya menyuruh Darmo "Mo bikinin kopi satu". Karena sering dipanggil dibagian akhirnya saja, orang kenalnya malah jadi Warmo, terus diiyain sama orang-orang," ucapnya.
Nah, versi yang satu lagi itu berasal dari akronim Warung Mojok. Pencetusnya, kenang Saryoto, adalah penyanyi dangdut, Rhoma Irama yang dikenal dengan sebutan "Bang Haji".
Kala itu, Rhoma tinggal di kawasan Tebet, Jakarta Timur. Dan jaraknya hanya sepelempar batu dari Warmo.
"Dulu, bang Haji (Rhoma Irama) suka nongkrong di sini. Dia menyebutnya nongkrong di Warung Mojok (Warmo) karena rumahnya deket. ya paling bangsa 300 meter sampai 500 meter lah," ujarnya.
Belum lama ini nama Warmo beserta logo terpasang di depan kaca warung. Sebelumnya, tanpa memasangnya orang sudah tahu warung Warmo di Tebet.
Menu Andalan
Warteg Warmo menyajikan menu makanan seperti kebanyakan warteg pada umumnya.
Namun, ada satu menu andalan yang khas dan sederhana di Warteg Warmo yang membedakan dengan warteg lainnya.
Baca tanpa iklan