Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengunjungi Warteg Warmo, Tempat Makan Legendaris di Tebet Jakarta yang Ada Sejak 1969

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana makan siang di Warteg Warmo, Tebet, Jakarta Selatan Rabu (28/7/2020)

TRIBUNTRAVEL.COM - Di Ibu Kota, jumlah Warung Tegal sangat banyak.

Dari sekian banyak Warteg, ada satu warteg yang legendaris dan bisa dibilang salah satu "sesepuh".

Warteg itu yang tersohor itu adalah Warteg Warmo.

Generasi penerus kedua Warteg Warmo, Saryoto (51) menceritakan awal terbentuknya warung tegal yang dirintis oleh ayahnya, Dasir dan pamannya, Tumuh. 

TONTON JUGA

Sejak 1969, Warung Tegal itu sudah berdiri tepat di pengkolan Jalan Tebet Timur Raya, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

Warteg mereka jadi tersohor lantaran Dasir dan Tumuh membuka warungnya 24 jam. 

Sebab, Saryoto mengenang, saat itu antara tahun 1970 sampai tahun 1983, Jakarta rawan kriminal. Preman pun marak bertebaran. Ia menyebutnya dengan istilah Bodrek.

Karena tingkat kriminal yang tinggi, jarang warung yang buka selama 24 jam di sekitar wilayah Jakarta. 

Namun, wartegnya malah banyak disambangi orang sehabis menyambangi tempat hiburan malam. 

"Di sini kan dulu banyak tempat hiburan malam, sehabis pergi karena lapar mereka mencari makanan dulu. Mereka tahu ada warung yang buka 24 jam di sini. Akhirnya dari mulut ke mulut ramai yang datang. Mobil sampai parkir berderet di sini," ceritanya kepada TribunJakarta.com pada Selasa (28/7/2020).

Dulu makanan yang disajikan masih terbilang sedikit. Sekira jam 1 atau jam 2 pagi makanan di warteg sudah tandas.

Ada satu momen yang akhirnya membuat Dasir terketuk untuk menyediakan banyak makanan setiap harinya.

Momen itu berasal dari omelan salah satu pengunjung yang mabuk. Soalnya, pengunjung itu sempat menggerundel setelah tamasya hiburan malam. 

Ia selalu datang ketika lauk sudah habis semua. Setiap datang, hanya disuguhkan nasi dan telur.

"Yang bikin ramai dan menu jadi banyak ada satu pengunjung. Pengunjung itu mabuk dan tiap hari datang ke sini kalau malam. Pasti makanannya ya tinggal telor aja. Dia marah "Ini orang niat buka enggak sih?" "Masa tiap hari saya makan telur terus? Kalau enggak ada makanan lain mending tutup aja," kenangnya.

Halaman
1234