Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Kuliner

Mencoba Gado-gado Mang Wahyu di Jalan Semarang Menteng, Kuliner Legendaris di Jakarta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mang Wahyu sedang mengolah gado-gadonya di Jalan Semarang, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (24/7/2020).

"Tahun 81 saya pindah ke Jalan Semarang. Awalnya di jalan ini bekas abang saya jualan. Dia pindah baru saya gantikan," ceritanya kepada TribunJakarta.com.

Kala awal berjualan di Jalan Semarang kenang Mang Wahyu, ia sering melayani pembeli dari gedung Ditjen P dan K (Pendidikan dan Kebudayaan) yang letaknya tak jauh dari gerobaknya.

"Dari tahun 1981 saya sudah jualan di sini (Jalan Semarang) enggak pindah-pindah. Dulu ada kantor Depdikbud P dan K," kenangnya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (24/7/2020).

Gado-gado Mang Wahyu di Jalan Semarang, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (24/7/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Para pegawai di sana menjadi langganannya. Mereka menyukai gado-gado resep keluarga Wahyu.

Namun, pada tahun 1997, Dirjen P dan K pindah ke kawasan Senayan. Ia sempat diminta untuk ikut pindah.

"Diajak ke Senayan. Diajak sama Ibu Dirjen (pimpinan saat itu) buat jualan di sana. Nyari tempat, enggak ada yang cocok," ucapnya.

Setahun berselang, Wahyu diajak lagi untuk berjualan di sana lantaran Kepala Rumah Tangga gedung sudah membangun kantin baru.

Wahyu menolak ajakannya karena alasan jauh dari rumahnya.

"Disuruh Ibu Dirjen, dia suka gado-gadonya. Saya enggak mau karena terlalu jauh," tambahnya.

Gado-gado Mang Wahyu yang semula ramai sempat sepi karena pindahnya gedung Dirjen P dan K.

Ditambah pada tahun 1998 saat dilanda krisis moneter, turut berdampak kepada penjualan gado-gadonya.

Wahyu seakan berjualan dari nol lagi. Namun, karena ketekunannya berjualan terus di sana, lambat laun pembeli mulai banyak yang datang.

Mang Wahyu dengan gerobak gado-gadonya di Jalan Semarang pada Jumat (24/7/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Dari mulut ke mulut, gado-gado Wahyu mulai ramai kembali meski tak seramai pada masa awal buka.

Dalam sehari berjualan, ia bisa menghabiskan sekira 3,5 kg sampai 4 kg bumbu kacang.

Namun, semenjak masa pandemi sekarang, paling habis 2,5 kg bumbu kacang saja.

Kini di Jalan Semarang, hanya tinggal Wahyu pedagang kaki lima yang masih berjualan.

Halaman
123