TRIBUNTRAVEL.COM - Di wilayah terpencil Samudra Pasifik barat terletak misteri yang belum terpecahkan.
Misteri yang dimaksud adalah reruntuhan kota kuno Nan Madol.
Terletak di sebelah timur pulau Mikronesia Pohnpei, kota prasejarah yang dulu besar ini terdiri dari hampir 100 pulau batu buatan manusia yang berbentuk geometris.
Dan Nan Madol menjadi satu-satunya kota kuno yang dibangun di atas terumbu karang.
TONTON JUGA
Tidak ada yang yakin tentang asal-usulnya, atau mengapa ada orang yang ingin membangun kota yang jauh dari sumber makanan dan air, namun kisahnya selalu menarik untuk dibahas.
Nan Madol
Dilansir TribunTravel dari laman khanacademy.org, Terkadang seni dan arsitektur meminta kita untuk menata kembali apa yang kita pikir mungkin terjadi di masa lalu, dan apa yang dapat dicapai oleh leluhur.
Apa yang ditinggalkan Nan Madol, yang terletak di sebuah laguna yang berbatasan dengan garis pantai timur pulau Pohnpei di Negara Federasi Mikronesia di Samudra Pasifik, adalah contoh yang luar biasa.
Sebagai pusat politik dan seremonial untuk para pemimpin yang berkuasa dari dinasti Sau Deleur (sekitar 1100–1628), Nan Madol adalah sebuah kompleks yang terdiri dari hampir 100 pulau kecil berbentuk bujur sangkar buatan yang tersebar di lebih dari 200 hektar lahan.
Nan Madol dibangun dari abad ke-13 hingga ke-17 oleh populasi kurang dari 30.000 orang dan berat total bangunannya diperkirakan mencapai 750.000 metrik ton.
Apa yang menarik dari pembangunan kompleksi ini menurut Arkeolog Rufino Mauricio adalah bagaimana orang-orang Pohnpei mampu memindahkan rata-rata 1.850 ton basal per tahun selama empat abad?
Kekuatan manusia yang luar biasa
Spesialis Nan Madol, Mark McCoy telah menggunakan bahan kimia batu untuk menghubungkan beberapa sumber mereka di sisi lain pulau.
Spesialis Nan Madol ini berhasil menggali kolom basal dari sebuah situs di Sokehs, di sisi lain Pohnpei, dan mengangkutnya lebih dari 25 mil ke terumbu karang yang terendam yang merupakan fondasi Nan Madol.
Di sana, mereka menggunakan tali dan tuas untuk menumpuknya dalam formasi berpotongan dan membuat menjadi beberapa bangunan.