Para penonton juga berpendapat bahwa terlalu dini untuk membuka tetaer dan lebih aman untuk menonton film di rumah, terutama ketika tidak ada vaksin untuk Covid-19.
Situasi ini juga tak membaik di seluruh dunia.
Di Inggris misalnya, Tyneside Cinema yang populer telah memulai kampanye donasi untuk memastikan bahwa ia akan dapat membuka pintunya lagi.
Di New York, Lincoln Center yang terkenal di dunia, rumah bagi Festival Film New York, adalah salah satu yang kalang kabut menghadapi virus ini karena keuangan yang tidak jalan.
Kesengsaraan bertambah bagi pemilik bioskop.
Beberapa film justru dirilis di bioskop daring.
Kini, Disney membuat animasi Pixar Onward tersedia untuk disewa pada layanan video-on-demand, lebih dari sebulan setelah pemutaran perdana di AS
Sementara Universal juga mengunggah The Invisible Man dan The Hunt ke layanan daring.
Memang, sementara bioskop berlutut, platform streaming menguntungkan.
Permintaan untuk hiburan di rumah sangat tinggi.
Ini membuat layanan seperti Netflix dan Disney+ telah mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi kualitas gambar untuk memotong data yang masuk ke rumah kita hingga 25% sehingga internet tidak mengalami hambatan, memperlambat kecepatan pengunduhan untuk macet.
Meski tengah dihantam badai corona, penting untuk mengingat dan merayakan bagaimana bioskop telah melewati badai masyarakat sepanjang sejarahnya.
Proklamasi tentang matinya bioskop telah sering terjadi selama beberapa dekade.
Namun pada tahun 2019, pendapatan box-office global dari bioskop lebih tinggi dari sebelumnya.
Satu abad yang lalu, bahkan ada kekhawatiran, seperti yang ada sekarang, bahwa bioskop akan ditutup secara permanen oleh virus.