Seusai sembahyang di pura, mereka akan kembali ke rumah masing-masing untuk lanjut bersembahyang di tempat suci yang mereka miliki.
Kegiatan usai Galungan
Sehari setelah Galungan, atau kerap disebut umanis Galungan, biasanya akan ada barong untuk ngelawang.
Adnyana mengatakan, barong akan diperciki tirta (air suci) dan sesajen sebelum berkeliling desa adat.
Hal ini dilakukan untuk memberikan keselamatan dari wabah penyakit. Barong yang dibawa oleh beberapa masyarakat tersebut akan berkeliling sampai 35 hari setelah galungan.
"Ngelawang juga berlangsung sampai ke luar desa sampai pegat uwakan," kata Adnyana.
Selain itu, biasanya Umanis Galungan dimanfaatkan sebagai hari untuk saling berkunjung ke rumah saudara dan ke beberapa tempat wisata.
Pitana menuturkan, sehari setelah Galungan akan ada banyak upacara keagamaan di beberapa pura besar di Bali.
Kemudian, perayaan hari besar umat Hindu akan berlanjut hingga hari ke-10 yaitu Hari Raya Kuningan.
Hari tersebut selalu jatuh di hari Sabtu.
Pitana mengatakan, jika Galungan para dewa turun untuk merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan bersama umatnya, maka saat Kuningan para umat akan mengembalikan mereka ke alamnya.
Kuningan memiliki rangkaian yang dimulai pada sehari sebelum hari raya yang dinamakan dengan Penampahan Kuningan.
Rangkaian saat Penampahan Kuningan tidak jauh berbeda dengan Penampahan Galungan.
Sebab, seluruh umat Hindu Bali juga mempersiapkan beberapa sesaji dan makanan untuk kelengkapan upakara.
Sementara hari setelah Kuningan, namanya adalah Umanis Kuningan dan kegiatannya sama seperti Umanis Galungan.