Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Cerita Tradisi Kuping Panjang Suku Dayak yang Kini Tak Dilanjutkan Generasi Baru

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tipung Ping (baju motif bunga merah) dan Kristina Yeq Lawing (baju biru) perempuan Dayak dengan cuping telinga panjang

Di usia 71 tahun, Kristina sudah menggunakan puluhan anting Beban dari anting yang membuat lubang telinganya memanjang.

"Mama saya bikin lubang sejak usia tiga tahun. Semakin usai bertambah, anting diperbanyak di telinga," kata perempuan kelahiran 1949 itu.

Diakui Tak Berkarat dan Tak Pernah Dilepas

Kristina mengatakan anting yang ia gunakan terbuat dari logam putih yang tidak berkarat.

Anting tersebut didapatkan orangtua Kristina dari Sarawak, Malaysia.

"Anting ini tidak karat. Orangtua saya ambil dari Sarawak, Malaysia," katanya.

Kala itu, banyak orang Dayak di Long Pahangai pergi ke Sarawak melewati sungai dan perbukitan.

Ia bercerita, sejak usia tiga tahun ia tak pernah melepas anting-anting ya ia gunakan.

Awalnya ia mengaku sempat terganggu terutama saat tidur. Namun dengan berjalannya waktu, ia mulai terbiasa.

Bahkan dengan kuping panjang ia masih bebas berburu.

Selain Kristina, saat itu ada puluhan perempuan Dayak yang masih melakukan tradisi kuping panjang.

Namun di era 1970-an, penggunaan anting agar cuping kuping panjang semakin berkurang.

Mengenal Tradisi Orang China Konsumsi Trenggiling hingga Cula Badak, Bisa untuk Pengobatan

Foto-foto Pawai Tatung Singkawang, Tradisi Ekstrem yang Ikonik di Perayaan Cap Go Meh

3 Minuman Tradisional di Bandung yang Bisa Menghangatkan Tubuh Saat Musim Hujan

4 Tradisi Unik Tahun Baru Imlek di China, dari Festival Musim Semi hingga Tidak Bersih-bersih

Artikel ini telah tayang di Intiasri.Grid.Id dengan judul  Kesaksian Generasi Terakhir Penganut Tradisi Kuping Panjang, Ungkap Alasan Anak-cucu Enggan Ikuti Jejaknya hingga Bujuk Rayu Mantri untuk Memotong Telinganya