Menurut penduduk Kuşköy, bercakap-cakap menggunakan bahasa burung itu sudah seperti menggunakan telepon atau bercakap-cakap dengan orang di dekat kita.
Bisa Digunakan untuk Menyampaikan Apa Saja
Suara siulan memang terdengar mirip, namun orang yang menggunakan bahasa burung ini bisa memahami perbedaan setiap siulan lawan bicaranya, lo.
Ibarat kode morse, setiap siulan juga melambangkan kata atau maksud yang berbeda.
Mereka bukan hanya memperhatikan suara, tapi juga frekuensi nada dan melodi siulan lawab bicaranya.
Suara siulan yang dihasilkan bisa berbeda-beda, tergantung jari apa yang digunakan untuk bersiul, Traveler.
Misalnya, jari jempol menghasilkan siulan bernada rendah sementara jari kelingking menghasilkan siulan bernada rendah.
Selain jari, penggunaan lidah juga memengaruhi suara siulan yang dihasilkan.
Siulan bernada rendah tidak bisa terdengar sejauh suara siulan bernada tinggi, Traveler.
Mulai Jarang Digunakan
Meski masih ada, bahasa burung dari Turki ini mulai berkurang penggunaannya.
Rupanya, teknologi yang berkembang seperti ponsel membuat orang-orang jarang berkomunikasi menggunakan bahasa kuş dili.
Sekarang, para pengguna bahasa burung kuş dili berusaha mempertahankan keberadaan bahasa itu dengan mengajarkan anak-anak untuk berkomunikasi menggunakan bahas burung kuş dili meskipun sudah ada teknologi.
Supaya sebuah bahasa tidak punah, juga harus sadar untuk menjaga bahasa itu kita dengan menggunakannya sehari-hari.
• Menilik Jejak Sinterklas yang Identik dengan Perayaan Natal di Dua Kota Bersejarah di Turki
• Viral di Medsos, Kebab yang Jual Orang Turki di Jakarta Diserbu Pembeli
• 15 Fakta Unik Turki, Negara di Dua Benua dan Tempat Asal Santa Claus
• 15 Fakta Unik Turki, Negara yang Berada di Dua Benua dan Tempat Asal Santa Claus
Artikel ini telah tayang di Bobo.Grid.Id dengan judul Wah, Penduduk Desa di Pegunungan Turki Ini Berkomunikasi dengan Bahasa Burung!
Baca tanpa iklan