Menurut Thaksin, kemampuannya itu berkat turis-turis yang datang ke Kamboja.
Mengetahui hal tersebut, Palang Merah Kamboja mengungkapkan akan membayar uang sekolah Thaksin dan kakaknya..
Dalam wawancara dengan Channel News Asia, Salik mengatakan dirinya sudah menjajakan suvenir sejak umur 11 tahun.
Artinya, di tahun 2018, ia sudah tiga tahun terlatih menjadi pedagang.
"Di awal saya mulai berdagang, saya hanya tahu satu bahasa. Saya belajar bahasa Inggris, tapi ibu saya mengirim saya untuk menjual di Gunung Bak Kheng. Di sana ada banyak turis Cina," katanya.
Dilanjutkan Salik, banyaknya turis Cina itu membuat dirinya harus belajar bahasa Cina untuk kepentingan bisnis kecilnya.
"Turis Cina itu akan berkata saya bisa menjadi superstar di negara mereka," paparnya lagi.
Disinggung mengenai uang yang ia dapatkan setelah berjualan, Salik mengatakan uang itu diterima ibunya.
Uang tersebut menjadi penopang hidup kebutuhan dasar keluarga dan pendidikan Salik dan saudara-saudaranya.
Rumah mereka hanya beberapa ratus meter dari Ta Prohm dan mereka juga berjuang untuk membayar hutang.
Ketika diwawancara, sang ibu mengakui dirinya tak mengetahui kemampuan Salik yang mampu berbicara 12 bahasa.
"Saya sangat senang dan tak bisa membandingkan hal ini dengan apapun," kata perempuan bernama Mann Vanna itu.
Ia menilai Salik bisa menyerap semua pengetahuan dan otak Salik bisa mengingat banyak hal.
Melihat kemampuan Salik diatas rata-rata, Vanna sendiri merasa sedih tak bisa memanjakan Salik.
"Ketika yang lain membeli baju baru untuk anak mereka, saya merasa kecewa dengan diri saya karena kami tak memiliki kemampuan itu. Kami tak tahu harus berlaku apa. Kami memberikan mereka hidup tapi kami tak punya kemampuan untuk memberikan pengetahuan pada mereka," ungkapnya panjang lebar.
Baca tanpa iklan