Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Melihat Canggihnya Proyek Pengendali Banjir di Jepang yang Dimanfaatkan Jadi Tempat Wisata

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konstruksi G-Cans yang dijuluki Kuil Bawah Tanah oleh wisatawan

Terowongan ini memungkinkan tangki untuk memberikan dukungan kapasitas satu sama lain.

G-Cans, sistem pengendali banjir bawah tanah di Jepang (Global Citizen)

Enam perusahaan konstruksi mengerjakan terowongan ini, dalam proses mengembangkan metode penggalian dan pembangunan dinding terowongan baru yang sekarang menjadi standar internasional.

Dengan biaya sekitar $ 3 miliar dolar AS, Proyek G-Cans selesai pada 2006.

Pipa-pipa itu membawa air dari sumur ke tangki yang sangat besar yang dikendalikan oleh tekanan.

Tangki ini berukuran panjang 177 meter, lebar 78 meter, dan tinggi 18 meter.

59 pilar masing-masing 500 ton menopang langit-langit dan memecah kekuatan air yang masuk.

Struktur yang sangat besar ini dijuluki "kuil" oleh pengunjung. Ini muncul karena memang struktur ini bisa menjadi obyek wisata ketika level air berada dalam status aman.

Bagian dalam tangki bahkan telah digunakan dalam video musik dan film.

Dalam hal keamanan banjir, tangki bertekanan adalah area penampungan sementara sebelum seperangkat empat turbin memompa air ke area sungai Edo yang dapat membawa luapan dengan aman ke laut.

Sifat tangki yang bertekanan memungkinkan sistem untuk mengatur jika salah satu turbin rusak.

Turbin ditenagai oleh mesin jet yang sama dengan yang digunakan pada pesawat Boeing 737.

Sistem ini mampu mengeluarkan 200 meter kubik air per detik.

Sistem drainase masif dijalankan melalui pusat kendali canggih.

Jadi obyek wisata

Konstruksi G-Cans yang merupakan sistem pengendali banjir bawah tanah di Jepang.

Halaman
1234