Tim ANCX lantas diminta mengenakan masker untuk menutupi mulut dan topi untuk menutupi rambut.
Tim ANCX juga bertemu dengan Kulinarya Pampanga, tim dari del Rosario yang memenangkan tawaran lelang untuk memberi makan para atlet.
Menurut del Rosario, mereka menginvestasikan sebesar 20 juta Peso atau setara Rp 144 miliar untuk membangun dapur SEA Games 2019. Mereka berkomitmen melakukan keamanan pangan, sanitasi, dan standar halal untuk semua yang terlibat.
Diakui del Rosario, ini adalah peran baru dan menantang baginya, selain untuk nama baiknya sebagai koki, juga sebagai pemilik restoran.
Beberapa bulan lalu, bahkan ia dipuji oleh para koki Spanyol terkenal tentang presentasi masakan Filipina di San Sebastian Gastronomika Spanyol. Namun kata dia, itu belum seberapa dibanding sekarang.
"Tidak ada jam operasional, semua pada dasarnya 24 jam. Tidur saya yang terlama adalah tiga jam sebenarnya," aku del Rosario.
Ia takut dengan bayang-bayang memberi makan para atlet dan delegasi yang jumlahnya ribuan, sepanjang hari, dan dengan keamanan serta kualitas makanan sebagai prioritas utama.
Maka tugas ini menjadi begitu menantang bagi dirinya dan tim.
Sembari berkeliling, del Rosario banyak bercerita tentang suhu, area penyimpanan, peralatan, bahan-bahan, limbah, pengaturan waktu, kualitas air, dan banyak lainnya agar makanan tetap aman.
Setiap langkah dalam proses persiapan makanan dipantau oleh tim petugas keamanan, sementara perwakilan keamanan makanan dari masing-masing delegasi ikut memantau.
Menurut del Rosario, perwakilan keamanan mengatakan air yang ada bersih.
"Airnya sangat aman. Tim Singapura memeriksa air, mereka terkesan dengan sistem air kami," katanya.
Untuk makanan yang diangkut ke tempat lain, seperti ruang VIP di Aquatics Centre, makanan diberi label dengan benar, dan ditempatkan di dalam wadah termal, lalu dipisahkan baik panas maupun dingin.
Seorang petugas keamanan pangan memeriksa suhu saat pengemasan, kemudian memeriksanya lagi setelah tiba di tujuan sebelum dapat disajikan.