Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Impian Mendiang Ciputra Membangun Ancol Setara dengan Disneyland

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wahana di taman rekreasi Dufan.

TRIBUNTRAVEL.COM - “Jadikan Ancol setaraf Disneyland, Amerika Serikat,” ujar Ali Sadikin saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta memberi tugas kepada Ciputra.

Pernyataan itu dilontarkan Ali Sadikin saat Ciputra, pengusaha properti sukses, mengungkapkan mimpinya membangun tempat rekreasi layaknya Disneyland di Ancol.

Saat itu Ciputra memang tengah ditunjuk Ali Sadikin untuk menggarap beberapa proyek di Jakarta di bawah payung PT Pembangunan Jaya.

Saat Ciputra menyampaikan idenya menyulap kawasan rawa-rawa di Ancol menjadi taman bermain, tanpa perdebatan, Ali Sadikin langsung setuju.

Cara Beli Annual Pass Dufan, Gratis Masuk Setahun

Melihat Ereveld Ancol, Saksi Bisu Perang Dunia II di Jakarta

Ali Sadikin meminta Ciputra untuk menyulap lahan seluas 552 hektare yang dulunya rawa-rawa dan kawasan kumuh menjadi "Disneyland".

Dikutip dalam bukunya yang berjudul Ciputra Quantum Leap, tak hanya rawa-rawa, wilayah Ancol juga berupa hutan belukar.

Dulunya, di Ancol juga ada permukiman liar di dekat muara kanal yang dihuni nelayan, serta satu kelenteng yang sekarang bernama Kelenteng Bahtera Bhakti.

Ciputra alias Pak Ci, panggilan akrabnya, mengibaratkan Disneyland sebagai emas tulen.

Chairman Ciputra Group, Ciputra. (Hilda B Alexander/Kompas.com)

Sementara Ancol tak ada bedanya dengan besi rongsokan.

Meski penampakan Ancol saat itu mengerikan, di balik rawa itu terdapat pantai yang indah.

Setelah diberi tugas oleh Ali untuk menyulap Ancol, Ciputra dengan semangat tinggi mulai membangun Disneyland yang diimpikan itu pada 1966.

Pengusaha properti ini menyiapkan pembangunan Ancol selama 15 tahun.

Sementara untuk mendesain Ancol ini memakan waktu selama tiga tahun dan mengerjakan pembangunan Ancol usai dalam waktu satu setengah tahun.

Lamanya proyek pembangunan Ancol ini, dikatakan pria kelahiran Prigi, Sulawesi Tengah, itu lantaran Ancol ini memang dibangun dengan ide yang sangat matang.

Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya perubahan-perubahan karena ketidaksesuaian desain.

Halaman
123