Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Tak Ada Parasut untuk Keselamatan Penumpang Pesawat Komersial, Ini Alasannya

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pesawat

4. Perlengkapan terjun payung mahal dan besar

Terjun payung (Inc.com)

Sebagai permulaan, parasut tunggal akan terlalu besar dan berat untuk muat di bawah kursi kelas ekonomi.

Sekarang, bayangkan menambahkan satu parasut per penumpang.

Dengan mudah akan menambah berat keseluruhan sebesar 6.000 hingga 8.000 pound.

Selain itu, parasut dan persnelingnya sendiri cukup mahal, dan membuat ruang bagi mereka akan membutuhkan lebih banyak uang.

Tentu saja, maskapai tidak akan mau membayarnya.

Mereka akan memasukkan biaya tambahan ke harga tiket penerbangan yang sudah lebih mahal daripada bentuk transportasi umum lainnya.

5. Sebagian besar kecelakaan terjadi saat lepas landas dan mendarat, bukan di udara

Ilustrasi pesawat yang landing di Bandara Cristiano Ronaldo. (Instagram/cfilipem)

Secara statistik, sebagian besar kecelakaan pesawat terjadi pada saat lepas landas dan mendarat.

Bahkan, dari 2003 hingga 2012, hanya 9% dari semua kecelakaan pesawat yang fatal terjadi ketika pesawat terbang di ketinggian.

Apalagi salah satu kecelakaan itu terjadi karena badai petir.

Parasut tidak berguna selama lepas landas dan mendarat, tetapi bisa lebih berbahaya jika parasut keluar dari pesawat saat terjadi badai.

Bahkan penerjun payung terlatih tidak akan mencobanya.

Secara keseluruhan, memiliki parasut di dalam penerbangan komersial mungkin terdengar seperti ide yang bagus pada awalnya.

Namun kenyataannya tidak semudah yang kamu bayangkan.

(TribunTravel/Ambar Purwaningrum)