Mereka membongkar dinding pertahanan dan menggunakan bahan tersebut untuk memperluas bandara terdekat.
Setelah Jepang menyerah pada 1945, orang mulai kembali ke Walled City.
Ada 2.000 penghuni liar yang tinggal di sana pada 1947.
Mereka termasuk pengungsi.
Banyak penghuni liar adalah pengungsi dari Perang Saudara China yang ingin melarikan diri dari daratan China.
Seiring pertumbuhan populasi di Walled City, pada 1948 Inggris mencoba mengusir para penghuni liar namun gagal.
Setelah itu, mereka menerapkan kebijakan "hands-off" menuju Walled City.
Tanpa peraturan, kesehatan, dan keselamatan di kota, beberapa bisnis, seperti produsen makanan, mulai bergerak untuk memanfaatkan lemahnya peraturan di kota itu.
3. Seiring pertumbuhan populasi kota, orang terus membangun di atas struktur yang ada.
Kota ini akhirnya memiliki 300 bangunan bertingkat tanpa bantuan arsitek .
Dalam sekejab, kota ini menjadi begitu padat, sampai-sampai sinar matahari tidak bisa mencapai bangunan yang lebih rendah.
Di tingkat bawah, kondisinya sangat gelap dan hanya ada lampu neon yang selalu menyala.
Orang-orang akan membawa payung saat menggunakan gang karena ada banyak pipa-pipa yang dibuat sembarang.
Banyak diantaranya bahkan sudah bocor, sehingga air di dalamnya sering menetes keluar.
Sebagian besar apartemen di kota ini tidak memiliki jendela atau akses ke udara segar karena mereka tertutup di tengah bangunan.