TRIBUNTRAVEL.COM - Desa penari tepat disandang Dusun Badongan, Desa Karangsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Namun menyandang desa penari tayub masa depannya terancam regenerasi, karena pada tahun 1960-an hingga 1990-an ada puluhan penari tayub, dan saat ini hanya ada tiga orang.
Berada di perbatasan Wonogiri, Jawa Tengah.
Desa Karangsari berada diperbukitan gersang merangas karena kemarau, sungai pun mengering.
Menelusuri pemain Tayub cukup sulit, karena harus bertanya beberapa kali untuk bisa menemukan penari Tayub yang tersisa.
Tonton juga:
• 5 Pantai di Gunungkidul yang Cocok Dikunjungi Saat Liburan Akhir Pekan
• Rute dan Harga Tiket Masuk Gua Jomblang, Tempat Wisata Favorit di Gunungkidul
Di salah satu rumah dekat sungai Oya yang mengering tepatnya di Dusun Badongan, tinggal seorang penari tayub, Gunem (65).
Nenek empat orang cucu ini tinggal di rumah cukup megah karena suaminya meninggal 4 tahun lalu, dan dua orang anaknya sudah berkeluarga.
Saat dikunjungi, Gunem tengah berada di belakang rumah untuk beristirahat siang.
Hingga kini mbah Gunem, panggilan akrabnya, masih aktif menari di sejumlah kota di pulau jawa, bersama group kesenian Tayub 'Lebdo Rini'.
Cerita Mbah Gunem, penari tayub yang tersisa Masih kuat diingatan dirinya, pertama kali menari tayub sekitar tahun 1968, saat itu dirinya masih duduk di klas IV SD.
"Saya pertama ikut tari tayub ikut kakak yang sudah menari duluan. Waktu itu dikarenakan pengen punya uang sendiri. Kebetulan orang tua kurang mampu," ucapnya saat ditemui di rumahnya Kamis (19/9/2019).
"Awal menari ya diajari kakak saya itu, keterusan sampai sekarang. Kalau soal sejarah apa itu Tayub dan kapan mulai masuk ke Gunungkidul saya tidak mengetahui secara persis. Ada yang lebih paham mengenai sejarah tari Tayub namun sudah meninggal dan belum diturunkan kepada generasi penerus," ucapnya.
Sejak kecil dirinya ikut kesenian Tayub dari panggung ke panggung, hingga usia senja dirinya masih bertahan dengan profesinya itu.
Bahkan, masih bisa ikut pertunjukkan tari Tayub dimulai dari sore hari hingga pagi barulah tari Tayub selesai dipentaskan. Meski dirinya hanya sebagai penari pembuka dengan menari gambyong.
• 4 Tempat Wisata di Gunungkidul Ini Pernah Viral di Medsos, Termasuk HeHa Sky View yang Lagi Hits
• 4 Tempat Wisata di Gunungkidul Ini Pernah Viral di Medsos, Termasuk HeHa Sky View yang Lagi Hits