Saat itulah khutbah-khutbah mengenai keislaman juga disiarkan.
• 4 Mainan Tradisional di Gelaran Sekaten Solo, Ada Kapal Othok-othok hingga Gasing Bambu
Dilansir Tribunnews.com dari Karatonsurakarta.wordpress.com, sekaten merupakan perimbangan dari tuntunan dan tontonan.
Sekaten diadakan sebagai penghormatan terhadap lahirnya tuntunan bagi manusia.
Penghormatan itu perlu didengungkan terus-menerus ke pelosok masyarakat sampai kapanpun juga.
Masyarakat yang datang ke Sekaten tidak lain hanya ingin mendapatkan pencerahan (berkah) dari tuntunan.
Tuntunan yang terbukti membawa manusia hidup dalam kebahagiaan lahir batin.
Semangat perayaan Sekaten tak lain sebuah peringatan kepada manusia untuk dapat hormat-menghormati satu sama lain.
Sekaten juga menjadi peringatan bagi manusia untuk dapat mengakui ide-ide orang lain.
Juga bisa mengakui kesalahan dengan Legawa dan menerima kemenangan dengan syukur dan takwa serta tidak takabur.
Sebenarnya, orang-orang yang mendatangi Sekaten pada dasarnya adalah mereka yang mau diatur oleh tuntunan.
Serta menghambakan diri kepada Tuhan , menuju manusia sejati sebagaimana yang diharapkan para Wali.
Nyatalah bahwa perayaan Sekaten diperuntukkan bagi mereka yang menghendaki tuntunan.
Hal itu memang dikehendaki oleh para Wali Songo.
• Fakta-fakta di Balik Pasar Malam Sekaten yang Ditiadakan Tahun ini
Para Wali sepakat untuk mengemas dakwahnya dalam tontonan yang menghadirkan gamelan pusaka peninggalan dinasti Majapahit yang telah dibawa ke Demak.
Itu berkat kejelian, kecerdasan, dan kedekatan para Wali pada masyarakatnya.
Baca tanpa iklan