Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengenal Sekaten, Tradisi di Jogja dan Solo yang Selalu Jadi Daya Tarik Wisatawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abdi dalem yang membawa gamelan Sekaten Surakarta

Di Karaton Surakarta tradisi menabuh gamelan dilaksanakan di Bangsal Pagongan, Mesjid Agung Karaton Surakarta.

Yang harus disimak dari Gendhing-gendhing Gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari adalah makna yang ada di dalamnya.

Setidaknya ada dua kebenaran yang hendak disampaikan.

Pertama adalah Syahadat Taukhid, yakin pada adanya Allah SWT, dilambangkan dalam gendhing ‘Rembu’.

Berasal dari kata Robbuna yang artinya Allah Tuhanku yang dikumandangkan dari gamelan Kyai Guntur Madu.

Perkara kedua adalah Syahadat Rosul dari Gamelan Kyai Guntur Sari, yakni Gendhing ‘Rangkung’.

Rangkung berasal dari kata Roukhun yang artinya Jiwa Besar atau Jiwa Yang Agung.

Semua tidak hanya sebagai tontonan atau hiburan belaka.

(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Asal Mula Sekaten, Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta dan Surakarta