1. Pemerintah mengatur layanan kencan supaya warganya cepat menikah
Jepang memiliki kekhawatiran terharap penurunan populasi masyarakat.
Mayoritas penduduknya semakin tua dan bahkan beberapa di antarnya sudah sangat tua.
Hal ini memicu terjadinya penurunan populasi penduduk Jepang secara drastis.
Penurunan jumlah populasi di Jepang bahkan mencapai lebih dari satu juta.
Jadi pemerintah Jepang mengatur layanan kencan secara cepat dengan tujuan supaya warganya segera menikah.
Inisiatif kencan kilat oleh pemerintah bertujuan mendekatkan para lajang untuk menemukan pasangan yang cocok, menikah, dan punya bayi.
• Panduan Lengkap Mendaki Gunung Fuji ketika Liburan ke Jepang
2. 98% orang Jepang mengadopsi anak yang berusia 20-30 tahun
Banyak orang Jepang memilih mengadopsi anak laki-laki dewasa yang berada dalam kelompok usia 20-30 tahun dibanding bayi.
Hal ini perlu dilakukan untuk meneruskan ahli waris dalam keluarga.
Apabila orang Jepang tidak memiliki ahli waris, mereka akan segera mengadopsi anak laki-laki yang berada di kisaran usia 20-30 tahun.
Bahkan, ada juga yang sengaja menikahkan anak perempuannya dengan laki-laki keponakannya untuk menjaga bisnis keluarga tetap berjalan.
• 7 Tempat Wisata di Osaka yang Bisa Kamu Kunjungi ketika Liburan ke Jepang
3. Orang Jepang sering menggunakan masker setiap waktu
Sejumlah besar penduduk Jepang sering menggunakan masker muka di mana pun mereka berada.
Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, mereka melakukannya untuk menghindari komukikasi dan interaksi dengan orang asing.