Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fenomena Topi Awan di Gunung Lawu, Indah tapi Berpotensi Bahaya

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fenomena Gunung Lawu bertopi awan kembali terjadi pada Kamis (3/10/2019) pagi. Sejak pukul 05.00 WIB warga Magetan dan sekitarnya bisa melihat pemandangan yang indah saat awan berbentuk topi menaungi puncak Gunung Lawu.

TRIBUNTRAVEL.COM - Kamis (3/10/2019) pagi, warga Kabupaten Magetan, Jawa Timur menyaksikan pemandangan cantik fenomena topi awan di atas Gunung Lawu.

Menurut salah satu warga, topi awan Gunung Lawu sudah muncul sejak pukul 05.00 WIB.

"Sejak pukul setengah enam saya lihat tadi Gunung Lawu bertopi. Bagus sekali, nggak biasanya," ungkap Lasmoro warga KPR Terung Permai Magetan Kamis (3/10/2019).

Lasmoro menambahkan, bentuk sempurna kumpulan awan putih di atas Gunung Lawu yang membentuk topi tersebut terjadi pukul 05.30 WIB di mana matahari mulai muncul.

Embusan angin membuat awan yang membentuk topi memudar sekitar pukul 06.00 WIB.

Topi awan bukanlah fenomena baru.

Potret Fenomena Topi Awan yang Langka di Gunung Merbabu dan Gunung Lawu

Cerita Traveler Memotret Fenomena Topi Awan Gunung Merbabu yang Viral di Medsos

Negeri di Atas Awan Gunung Luhur Tutup, Tunda Dulu Rencana Liburan Akhir Pekan di Sana

Hal seperti ini cukup sering terjadi dan pernah terlihat di Gunung Semeru, Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan pada Juli lalu di Rinjani.

Dalam dunia astronomi, topi awan disebut sebagai awan lentikular.

Mengenal awan lentikular

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin pernah menjelaskan kepada Kompas.com, awan lentikular memiliki bentuk menyerupai lensa.

Awan lentikular yang menutupi puncak gunung muncul sebagai akibat dari aliran naik udara hangat yang membawa uap air mengalami pusaran.

"Itu sering terjadi di puncak gunung," ujar Thomas saat itu.

Marufin Sudibyo, astronom amatir Indonesia mengatakan, awan lentikular memiliki sifat statis alias tidak bergerak, atau selalu menetap di satu tempat.

"Awan ini terbentuk saat aliran udara lembab menubruk suatu penghalang besar, sehingga membentuk putaran stasioner," kata Marufin kepada Kompas.com (3/10/2019).

Saat putaran stasioner terjadi, awan lentikular dapat bertahan di atas puncak gunung selama beberapa jam hingga berhari-hari.

Viral di Medsos, Ada Fenomena Topi Awan di Gunung Merbabu

5 Gunung di Jawa Tengah Berketinggian Tak Sampai 3.000 Mdpl untuk Didaki Saat Liburan Akhir Pekan

5 Fakta Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Diserbu Turis Hingga Akhirnya Ditutup Sementara

Halaman
12