Rukun umrah terdiri dari ihram (niat), tawaf mengeliling Ka'bah, sa'i (berlari kecil) dari Bukit Shafa dan Bukit Marwah, tahalul (memotong tiga helai rambut), dan tertib.
Manasik biasanya dijadwalkan travel agent sekitar satu minggu sebelum berangkat umrah.
Bagi traveler yang memilih umrah backpacker, maka traveler harus belajar sendiri tentang rukun umrah.
Selain itu, traveler juga harus mengetahui doa-doa yang dibaca saat melaksanakan rukun umrah.
5. Setelah mendarat di Arab Saudi
Umrah backpacker akan sedikit rumit lantaran aturan visa yang berbeda dari negara lain.
Saat mendarat di Bandara Jeddah atau Bandara Madinah, ada muasassah (orang yang mengeluarkan visa) menunggu di sana.
Bagi traveler yang tidak mengetahui aturannya, maka akan sedikit menyulitkan.
"Nah kita kalau memang sendirian di sana, nggak paham di sana, nanti biasanya akan jadi masalah," ujar Elly, dikutip dari Kompas.com.
• Persiapan Pertama Kali Umrah, Perhatikan 7 Hal Ini Supaya Ibadah Lebih Maksimal
"Jadi sebenarnya bisa pergi sendiri cuma harus bisa menguasai medan dan memahami risikonya. Kalau semua lancar nggak masalah," jelasnya.
6. Umrah backpacker cukup berisiko
Berangkat umrah backpacker cukup berisiko, terutama jika jemaah jatuh sakit saat berada di Arab Saudi.
Terlebih jika sakit dalam waktu yang cukup lama hingga masa berlaku visa habis.
• 6 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah, Nomor 4 Wajib Tahu
• Selain Mengunjungi Masjid Nabawi, Inilah 5 Hal yang Harus Dilakukan Saat Berwisata Religi di Madinah
"Kalau dia (jemaah) sakit dan dirawat di sana lalu visa habis mau tidak mau harus ada yang tanggung jawab. Itu gunanya kalau pergi bersama komunitas," jelas Elly.
Jika tetap ingin umrah backpacker, solusinya traveler harus mencari travel agent yang bersedia mengurus visa tanpa harus mengambil paket di Arab Saudi.
Sementara untuk transportasi dan akomodasi, diurus oleh masing-masing jemaah.
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)