Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Sayur Genjer yang Pernah Diidentikan dengan Idelogi PKI

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tumis Genjer

Ia bercerita, sempat menjenguk Muhammad Arief di Markas CPM bersama ibunya.

Sinar Syamsi (61), anak dari pengarang lagu Gendjer-gendjer saat ditemui di rumahnya di Banyuwangi, Selasa (30/9/2014).(KOMPAS.com/ IRA RACHMAWATI)

“Bapak ditahan tantara, dan itu terakhir saya bertemu dengan dia. Sempat dengar, katanya bapak dipindah ke Kalibaru, dan dengan lagi bapak sudah dipindah ke Malang,” ujarnya.

Syamsi mengatakan dirinya terakhir mengetahui Muhammad Arief sedang ditahan di Lowokwaru, Malang. Teman ayahnyalah yang bercerita padanya.

“Sampai saat ini saya tidak tahu bapak ada di mana. Dia tidak pernah kembali,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, ibu Sinar Syamsi, Suyekti, yang asli Jawa Tengah memilih tinggal di Banyuwangi di rumah warisan keluarga hingga akhir hayat pada tahun 1997.

“Kasihan ibu saya. Stigma sebagai keluarga PKI membuat ia tertekan. Ibu meninggal pada tahun 1997. Sampai hari ini, sering ada yang melempari rumah menggunakan batu. Saya kepikiran untuk menjual rumah ini, dan pindah ke mana gitu. Capek dicap sebagai keluarga PKI,” jelasnya.

Sayur Genjer, Si Penyelamat Krisis Pangan Era 1930an

Persiapan Pertama Kali Umrah, Perhatikan 7 Hal Ini Supaya Ibadah Lebih Maksimal

Hari Kesaktian Pancasila, Ini 3 Tempat Wisata untuk Mengenang Peristiwa G30S

6 Kasus Pesawat Hilang Secara Misterius, 2 di Antaranya Terjadi di Segitiga Bermuda

Bahaya! Jangan Pernah Buang Boarding Pass Sembarangan

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Sayur Genjer, Makanan Wong Cilik yang Jadi "Berdosa"