Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Banyak Kasus Kelakuan Buruk Turis Asing di Bali, Ini Langkah Pemerintah Badung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bule Australia mengamuk di Bali.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah Kabupaten Badung, melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung langsung bertindak menyikapi banyaknya turis asing yang berulah di Bali.

Dispar memanggil puluhan pelaku wisatawan untuk membahas masalah tersebut, Selasa (17/9/2019).

“Kami kumpulkan pelaku pariwisata untuk membahas banyaknya wisatawan yang kini semakin banyak berulah negatif di Badung. Hal ini tentu akan membawa citra negatif pula pada objek wisata yang ada,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Made Badra.

Sekitar 20 pelaku pariwisata dipanggil untuk membahas persoalan itu.

Birokrat asal Kuta itu mengatakan pelaku pariwisata kini tak bisa sembarangan menerima turis yang datang.

Tonton juga:

6 Kelakuan Turis Asing di Bali yang Viral di Medsos, Ada yang Rusak Patung Catur Muka

10 Tempat Wisata Gratis di Bali yang Instagramable, Rasakan Hembusan Ombak di Water Blow Nusa Dua

Mereka harus membuat peraturan yang ketat untuk menghindari kebebasan wisatawan di Gumi Keris.

“Setidaknya tidak asal menerima turis. Jadi kita ingin turis itu mematuhi peraturan yang ada,” jelasnya.

Selain mempertegas peraturan, pihaknya mengaku akan menindak tegas wisatawan yang berulah.

Wisatawan yang berulah akan dibawa ke ranah hukum untuk memberikan efek jera.

“Wisatawan yang berulah itu karena dia mabuk, stres, dan melanggar peraturan yang ada sehingga sangat membahayakan wisatawan dan masyarakat sekitarnya,” paparnya.

Dalam pertemuan itu, pihaknya meminta pelaku pariwisata untuk ikut menginformasikan kepada wisatawan terkait aturan yang ada. Pasalnya yang langsung berhadapan dengan wisatawan adalah pelaku pariwisata.

Turis Bule Ngamuk di Bali, Nekat Lempari Mobil dan Ingin Telanjang

Pesona Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Ketika Surut, Peninggalan Masa Lalu Kembali Terlihat

Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa juga mengatakan hal yang sama.

Menurutnya, pelaku pariwisata wajib memberikan perhatian dan memonitor wisatawannya.

“Ulah wisatawan ini sudah bertentangan dengan kondisi sosial dan budaya di Bali,” katanya.

Halaman
12