Akses jalan menuju waduk yang KompasTravel gunakan ada di sebelah timur Pasar Wuryantoro.
Jalan itu mengarah ke selatan yang nantinya akan menuju kawasan Waduk Gajah Mungkur.
Saat puncak musim hujan, jalan tersebut akan langsung mengarah ke air waduk.
Jalan pun seolah terputus oleh air. Sementara ujung jalan satunya ada di sisi Selatan waduk yang terhalang oleh Waduk Gajah Mungkur.
Namun saat air waduk mengering di musim kemarau, jalan di dasar waduk akan kembali terlihat.
Bahkan, jalan itu bisa dilalui oleh kendaraan seperti sepeda motor dan mobil.
Pengendara pun bisa melintasi jalan itu dari Pasar Wuryantoro sampai sisi selatan waduk.
Peninggalan permukiman masa lalu di Waduk Gajah Mungkur
Peninggalan permukiman masa lalu di Waduk Gajah Mungkur bukan hanya jalan itu saja.
Terus melaju, nantinya akan dijumpai sebuah jembatan dengan jalan aspal. Jembatan ini masih bisa dilalui kendaraan hingga saat ini.
Jembatan itu ternyata merupakan salah satu peninggalan masa lalu yang kembali muncul saat Waduk Gajah Mungkur surut.
Dahulu, jalan yang ada di timur Pasar Wuryantoro termasuk jembatan itu merupakan jalur utama dari Wonogiri sampai Kecamatan Pracimantoro. Jembatan lawas yang bisa dilalui saat Waduk Gajah Mungkur surut.
Setelah menjadi waduk, jalur utama tersebut digeser agak ke barat menjadi jalan utama yang saat ini biasa dilalui masyarakat dari Wonogiri menuju Kecamatan Pracimantoro, atau sebaliknya.
Peninggalan pun tidak sekadar infrastruktur jalan saja.
Sebelah selatan dan utara jembatan merupakan tempat terbaik untuk menemukan sisa permukiman masa lalu.
Beberapa peninggalan masa lalu seperti sumur hingga bekas fondasi dan tiang rumah masih bisa ditemukan hingga sekarang.