TRIBUNTRAVEL.COM - Tahukah kamu mengenai tarian tertua di Tanah Jawa?
Jawabannya adalah Jathilan atau yang biasa disebut Jaran Kepang.
Jathilan sendiri berasal dari dua kata dalam Bahasa Jawa, yaitu Jan yang artinya benar-benar, dan thil-thilan yang berarti banyak gerak.
Istilah ini umumnya lebih banyak digunakan oleh masyarakat di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Dalam tari Jathilan, para penari terlihat mempertontonkan banyak aksi yang menyimbolkan kegagahan seorang prajurit di medan perang.
Mereka bergerak bak aksi menumpas musuh dengan pedangnya sambil menunggangi kuda yang berderap kencang.
Namun dalam aksinya, penari jathilan tak menunggangi kuda sungguhan.
Penari jathilan umumnya menggunakan kuda tiruan yang dibuat dari anyaman bambu atau kulit binatang.
Kuda ini kemudian disebut sebagai kuda kepang.
TONTON JUGA :
• 5 Fakta Rowo Bayu Banyuwangi, Telaga yang Fotonya Muncul di Kisah KKN Desa Penari
• Lebih Seram dari Desa Penari, Desa Ini Dijuluki Paling Terkutuk di Dunia
• Ini Telaga Rowo Bayu Banyuwangi yang Fotonya Muncul Dalam Utas KKN Desa Penari
• 8 Fakta Unik Banyuwangi, Ada Rowo Bayu yang Dikaitkan dengan Kisah KKN Desa Penari
Kesurupan dan makan pecahan kaca
Penari Jathilan biasanya tampil dalam balutan kostum prajurit berwarna merah, kuning, atau hitam.
Bentuk pakaiannya berupa kemeja atau kaus lengan panjang, setagen, ikat pinggang bergesper, selempang bahu, celana sebatas lutut, selendang pinggang, kain ikat kepala, dan hiasan telinga.
Mereka juga umumnya tampil dalam riasan yang mencolok atau mengenakan kacamata hitam.
Dalam proses menari, biasanya para penari menarikan lakon yang serupa, yakni tentang kehidupan para prajurit di masa Kerajaan Majapahit dimana mereka diganggu oleh bermacam-macam musuh mulai dari Barongan (singa) hingga Genderuwo.