Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

7 Tradisi yang Dilakukan Umat Hindu di Bali Saat Hari Raya Galungan dan Kuningan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga memanjat tumpukan kayu yang membentuk formasi menyerupai gunung dalam Tradisi Mekotek yang digelar saat merayakan Hari Raya Kuningan di Desa Munggu Kabupaten Badung, Sabtu (15/4/2017).

Jika orang dewasa melakukan tradisi Ngurek, anak-anak akan melakukan tradisi Ngelawang Barong.

Ngelawang berasal dari kata 'lawang' yang berarti pintu.

Dalam tradisi ini, anak-anak akan mengarak barong dari satu rumah ke rumah lain dengan diiringi suara gamelan.

Umat Hindu di Bali percaya, barong merupakan perwujudan dari Sang Banas Pati Raja yang melindungi manusia dari marabahaya.

6. Perang Jempana

Tradisi Dewa Masraman di Jaba Pura Panti, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali. Tradisi yang mewarnai Hari Raya Kuningan, Sabtu (20/2/2016) kemarin. (TRIBUN BALI/I Nyoman Mahayasa)

Mengutip dari Kompas.com, di Desa Timrah, Kabupaten Klungkung, terdapat tradisi Perang Jempana.

Jempana atau tandu yang membawa usungan sesajen dan simbol dari dewata diarak ke pura untuk didoakan.

Keseruan terjadi di jalanan, ketika para pengarak jempana saling beradu.

Mereka larut dalam suasana trance dengan iringan gamelan yang mengentak.

7. Tradisi Motekan

Sejumlah warga memanjat tumpukkan kayu yang membentuk formasi menyerupai gunung dalam tradisi mekotek yang dihelat saat merayakan Hari raya Kuningan di desa Munggu Kabupaten Badung, Sabtu (25/7/2015). (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Tradisi Motekan atau Mekotek dilakukan umat Hindu di Desa Menggu, Mengwi, Denpasar.

Dalam tradisi ini, orang-orang akan beradu tongkat setinggi tiga meter.

Mengutip dari Kompas.com, adu tongkat tersebut diiringi gamelan baleganjur yang dinamis sehingga menambah keseruan Motekan.

(TribunTravel.com/Sinta Agustina)

LIHAT JUGA VIDEO BERIKUT: