Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Menilik Sejarah Klenteng Sam Poo Kong, Wisata Religi di Semarang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sam Poo Kong, destinasi wisata religi di kota Semarang yang dikunjungi TribunTravel dalam acara ulang tahun TRIBUNJATENG ke-6, Sabtu (13/7/2019.

Patungnya terbuat dari kayu cendana juga.

Sementara itu ada satu patung besar Sam Poo Kong di tengah-tengah.

Bahannya terbuat dari emas dan perunggu.

Patung besar ini hanya sekedar simbol.

Namun yang memiliki nilai penting justru kedua patung kecil tersebut.

Di dalam Gedung Batu ini juga ada sumur berisi mata air.

Sumur ini sendiri sebenarnya merupakan peninggalan Oey Tiong Ham.

Air ini dianggap suci dan kerap dimanfaatkan oleh umat maupun pengunjung yang ingin minta rezeki dalam berdagang, bertani, kesembuhan dari sakit, air siraman supaya pernikahannya lancar dan langgeng.

Air ini tidak boleh digunakan untuk sumpah, perceraian atau air minum.

Umat dan pengunjung diperbolehkan mengambil air dari sumur dengan asistensi Bio Kong.

Sebelumnya umat buddha dan pengunjung harus menjelaskan keperluannya terlebih dulu agar air tersebut dapat didoakan oleh Bio Kong.

- Makam Kyai Djangkar, Tempat Pemujaan Kong Hu Cu dan Rumah Arwah Hoo Ping

Di gedung ini ada tiga tempat pemujaan sekaligus.

Paling kiri ada Makam Kyai Djangkar.

Dinamakan seperti itu karena di sinilah letak jangkar sekoci yang jatuh ketika armada Zheng He pertama datang ke Pulau Jawa.

Jangkar sekoci ini pertama kali ditemukan di Kali Kuping.

Sedangkan jangkar kapal utama jatuh di Rembang.

Banyak orang yang datang ke Makam Kyai Djangkar untuk meminta berkah baik untuk usaha maupun kerja.

Di tengah, ada tempat pemujaan untuk pendiri agama Kong Hu Cu.

Posisinya mengambil porsi paling besar.

Kemudian di sisi paling kanan ada Rumah Arwah Hoo Ping.

Arwah Hoo Ping adalah arwah orang meninggal yang tidak dirawat oleh keluarganya.

Mereka ditampung di sini untuk didoakan.

Arwah Hoo Ping diperingati tiga kali dalam setahun yakni sehari sebelum Imlek, saat Ceng Beng dan saat upacara Ulambama (Jit Gwee).

- Tempat Nyai Cundrik Bumi

Dulunya, area ini dijadikan tempat penyimpanan dan perawatan pusaka.

Di sini juga merupakan tempat gua lama berada sebelum dipindahkan karena longsor.

Sekarang di sini hanya menjadi simbolisasi saja.

Sudah tidak ada lagi pusaka yang tersisa di sini.

- Tempat Kyai Nyai Tumpeng (Juru Masak)

Kyai Nyai Tumpeng adalah juru masak Zheng He.

Nama aslinya Han Li Bao, putri dari Tiongkok yang diboyong oleh Zheng He untuk membantu memasak di kapal.

Dulunya ini tanah biasa.

Sampai ketika ada seorang suhu yang datang untuk sembahyang dan kerasukan.

Ia menyebut-nyebut “Tumpeng! Tumpeng!”.

Maka yayasan membuatkan tempat ini sebagai penghormatan terhadap Han Li Bao.

Berikut info tiket masuk kawasan klenteng Sam Poo Kong Semarang:

Weekdays

Dewasa : Rp 7.000 (masuk area wisata) dan Rp 27.000 (masuk area sembahyang).

Anak-anak: Rp 5.000 (masuk area wisata) dan Rp 15.000 (masuk area sembahyang).

Wisatawan Asing: Rp 10.000 (masuk area wisata) dan Rp 40.000 (masuk area sembahyang).

Wisatawan Asing anak-anak: Rp 7.000 (masuk area wisata) dan Rp 25.000 (masuk area sembahyang).

Weekend

Dewasa : Rp 10.000 (masuk area wisata) dan Rp 28.000 (masuk area sembahyang).

Anak-anak: Rp 8.000 (masuk area wisata) dan Rp 15.000 (masuk area sembahyang).

Wisatawan Asing: Rp 15.000 (masuk area wisata) dan Rp 45.000 (masuk area sembahyang).

Wisatawan Asing anak-anak: Rp 8.000 (masuk area wisata) dan Rp 28.000 (masuk area sembahyang).

Khusus pengunjung yang datang untuk berdoa (sembahyang), uang tiket masuk akan dikembalikan sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.

Sam Poo Kong buka mulai pukul 08.00 - 21.00 WIB.

3 Hotel Indonesia yang Masuk Kategori 100 Hotel Terbaik di Dunia, Ini Daftar Tarif Kamarnya

7 Kuliner Legendaris Sekitar Malioboro Cocok Jadi Pilihan Menu Sarapan

2 Destinasi di Bangka Ini Disiapkan Sebagai KEK Pariwisata

Melihat Potret Dani Alves Liburan ke Kebun Binatang di Bali Bersama Istri

Panduan Transportasi dari Solo ke Magelang via Kereta Api, Lebih Cepat dan Hemat

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)