Dia mengatakan, dia terlalu malu untuk mengatakan sesuatu karena itu hanya akan menjadi 'penghinaan'.
"Apa yang akan mereka lakukan? Mereka akan memindahkan seseorang dan kemudian semua orang di pesawat akan tahu jika saya dipindahkan karena tidak bisa masuk ke kursi. Itu sangat memalukan, terlalu memalukan," kata Rebekah.
Dan ketika tiba di Christchruch, kedua paha Rebekah mengalami memar.
Kemudian dia langsung pergi ke konter Air New Zealand dan mengeluhkan apa yang dialaminya, namun alangkah terkejutnya Rebekah yang justru diberi alamat email untuk pengaduannya tersebut.
Pihak Air New Zealand menanggapi keluhan Rebekah dan mengatakan mereka memindahkannya untuk penumpang dengan persyaratan medis dan semua kursi dikenakan 'persyaratan operasional' meskipun ada jaminan pada tiket ekstra kursi.
Rebekah pun mengatakan dirinya memiliki kondisi medis Hipertiroidisme yang berarti metabolisme tidak bekerja.
Setelah mengirim email dan mengirim pesan kepada Air New Zealand untuk mengeluh, dia kecewa karena tidak mendapatkan permintaan maaf.
Insiden itu 'benar-benar' membuatnya berhenti terbang dengan maskapai favoritnya dan dia sekarang sedang mempertimbangkan menggunakan Jetstar sebagai gantinya.
Hingga artikel ini dirilis belum ada penyataan permintaan maaf dari pihak Air New Zealand kepada Rebekah.
• Sudah Mulai Beroperasi, Inilah Fasilitas Bandara Kertajati
• Belum Banyak Dikunjungi Wisatawan, Pantai Sanggar Tulungagung Cocok untuk Berkemah
• Wingko Babad Cap Kereta Api, Oleh-oleh Khas Semarang yang Melegenda
• Lisensi Single Engine Kapten Vincent Raditya Akhirnya Dikembalikan
• Jangan Naik Pesawat Jika Punya Gigi Berlubang, Ini Penyebabnya
• Wajib Tahu Sebelum Pergi Liburan, Ini 10 Hal yang Dilarang Dilakukan di Thailand
• Kenapa Evakuasi Pendaratan Darurat Pesawat Tak Boleh Lebih dari 90 Detik?
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)