Dia menghabiskan waktu di parit Prancis ketika perang, juga menderita luka tembak ketika perang.
Selama baku tembak, Jackie bertugas membangun tembok batu di sekeliling dirinya untuk perlindungan.
Semenetara dia sibuk membangun, sepotong peluru terbang di atas tembok mengenai kaki kanannya.
Dokter resimen membawanya menggunakan tandu ke rumah sakit, dan menyelamatkan kakinya.
Namun sayang dia harus diamputasi demi menyelamatkannya.
Karena keberaniannya Jackie dianugerahi medali keberanian, serta dipromosikan untuk menjadi kopral.
Menjelang akhir perang, Jackie diberhentikan di Kamp Penyebaran Maitland di Cape Town.
Dia pergi dengan membawa surat-surat keluarnya selayaknya pensiunan militer, dan formulir pekerjaan untuk penduduk sipil prajurit yang diberhentikan.
Seperti teman sejati, Jack dan Marr kembali ke pertaniannya, Jack menyerahkan hidupnya untuk kehidupan menyenangkan di pertanian sampai meninggal tahun 1921.
Sampai hari ini, Jackie adalah monyet satu-satunya yang telah mencapai peringkat prajurit di Infanteri Afrika Selatan dan satu-satunya monyet yang berperang dalam Perang Dunia I.
Baik Jack dan Jackie keduanya menunjukkan bahwa terkadang monyet sekalipun bisa bekerja dengan dedikasi yang lebih baik daripada manusia
• Cara Pesan Tiket Kereta Api Secara Online Pakai Aplikasi KAI Access
• Benarkah Teh Hijau Efektif dalam Membantu Menurunkan Berat Badan?
• Ingin Mudik Lebaran Mewah? Ada Promo Tiket Kereta Api New Luxury 2
• Mencoba Shalat Tarawih dan Buka Puasa di Masjid Terdalam di Indonesia
• Update Info Prakiraan Cuaca 33 Kota Indonesia, Kamis 30 Mei 2019
Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Kisah Seekor Monyet Berpangkat Kopral yang Jadi Tentara Andalan Dalam Perang Dunia I, Ini Tugasnya