Yaitu pengendara A mendaftarkan diri sebagai pemberi tebengan, sedangkan pengendara B mendaftar untuk mencari tebengan.

Sistem dan tarif pembayarannya pun beragam, ada yang sesuai kesepakatan antara pengemudi dan penumpang, ada juga yang menggunakan token koin di aplikasi.

Tapi, pada umumnya tarif pembayaran ditentukan oleh pemberi tebengan.

Jangan khawatir, tarifnya yang jelas lebih miring daripada naik transportasi umum pada musim mudik lebaran yang melonjak drastis.

Aplikasi ride sharing bisa dijadikan opsi karena bisa menguntungkan kedua belah pihak.

Baik pemberi tebengan maupun penumpang.

Keduanya bisa menghemat biaya perjalanan mudik, mendapat teman baru, bahkan bisa saling membantu mengurangi angka kemacetan.

Apakah aplikasi ride sharing semacam ini aman?

Pasalnya, kita tidak benar-benar mengenal orang yang kita 'tebengi'.

Sebagian masyarakat mungkin merasa khawatir jika terjadi tindak kejahatan di perjalanan.

Dikutip dari laman Gridoto, kedua belah pihak tidak perlu khawatir soal keselamatan dan keamanan aplikasi ride sharing.

Aplikasi ride sharing memberi berbagai perlindungan mulai dari pengumpulan informasi data pribadi pengguna hingga pantauan melalui sistem GPS.

Nah, jika kamu berminat mudik menggunakan sistem nebeng atau aplikasi ride sharing, bisa coba mendaftarkan diri di masing-masing aplikasi yang sudah disebutkan di atas.

• 3 Resep Mudah Kue Lebaran, Bisa Buat Sendiri di Rumah Tak Perlu Beli

• 5 Tips Agar Tidak Ketinggalan Pesawat Ketika Mudik Lebaran

• 4 Tempat Wisata di Indonesia Ini Disebut Mirip Lokasi Syuting Game of Thrones

• 5 Makanan Probiotik Berikut Ternyata Bisa Hilangkan Jerawat

TribunTravel.com/rizkytyas