"Tapi kalau kata orang-orang ketan bintul di sini lebih lembut, didiamkan hingga sahur juga tidak keras," kata dia.
Dari sejarahnya, konon ketan bintul merupakan makanan favorit Sultan Banten sejak zaman dulu.
Hingga saat ini pun, kata Dani, ketan bintul selalu tersaji di meja makan keturunan keluarga sultan saat Ramadhan.
Proses pembuatannya, kata Dani, ketan bintul khas Banten terbuat dari beras ketan putih yang ditumbuk hingga menjadi adonan padat.
Untuk mendapatkan rasa gurih dan tekstur lembut, adonan ketan kemudian dikukus dengan campuran santan.
Setelah matang, kemudian dipotong-potong kecil dan disajikan dengan taburan serundeng atau empal daging.
"Dimakan dengan serundeng saja juga enak, tapi banyak juga yang menggemari dicocol dengan empal daging sapi atau kerbau," kata dia.
Dalam satu hari, 350 bungkus ketan bintul Haji Mamad terjual.
Satu bungkusnya berisi 10 potong ketan bintul lengkap dengan taburan bawang dan serundeng.
Harga satu porsinya dijual Rp 15.000 perbungkus.
Jika ingin tambah empal, satu paket ketan bintul dan empal dijual Rp 35.000.
Stand Haji Mamad buka mulai pukul 11.30 siang hingga tutup sehabisnya pukul 17.00 atau bahkan lebih awal pukul 16.00 WIB.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Nikmatnya Ketan Bintul, Menu Buka Puasa Favorit Khas Banten.