Mie instan tidak mengandung zat lilin (wax) sama sekali.
Mie instan bisa saling tidak melekat satu sama lain bukanlah karena penggunaan zat lilin, melainkan karena adanya kandungan minyak di dalam mie instan.
Pada pembuatannya, mie instan melalui proses deep frying yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dan membuat mie instan tetap awet.
Dari proses inilah, minyak terserap ke dalam adonan mie instan dan akhirnya dikeluarkan pada saat pemasakan.
Jadi, sudah terbukti bahwa mie instan tidak lengket karena minyak bukan disebabkan penggunaan zat lilin oleh produsen.
Jangan termakan gosip lagi, ya!
3. Air Rebusan Mie Instan Tidaklah Berbahaya, Namun Justru Mengandung Zat Gizi
Pada proses pembuatannya, mie instan telah mengalami proses fortifikasi atau penambahan zat-zat gizi dan vitamin yang diperlukan tubuh.
Zat-zat gizi dan vitamin ini akan larut dan berpindah dari mie instan ke air pada saat perebusan.
Maka dari itu, air rebusan mie instanlah yang justru memiliki kandungan gizi bagi tubuhmu.
Kalau airnya dibuang dan diganti dengan yang baru, zat-zat gizi dan vitamin yang terkandung pun ikut terbuang dan hilang.
Mie instanmu pun jadi makanan yang tidak lagi memiliki nilai gizi yang cukup.
Sayang sekali, ‘kan?
4. Mie Instan Mengandung Pengawet Dalam Kadar Tinggi?
Tidak dipungkiri, makanan dalam kemasan yang dijual di pasar swalayan pasti menggunakan pengawet supaya umurnya bisa tahan lama.
Di Indonesia, telah ditetapkan penggunaan bahan pengawet secara aman hanya 250 mg saja per kilogramnya.
Untuk mie instan sendiri, penggunaan bahan pengawet nipagin pada kecapnya hanya berjumlah 1 mg saja.
Kadar yang sangat kecil, ‘kan?
Oke, itu pengawet untuk kecapnya.
Lalu bagaimana dengan pengawet yang terkandung dalam mie?
Nah, sebenarnya, mie pada mie instan bisa menjadi sangat awet bukan karena pengawet kimia, namun metode khusus yang diaplikasikan selama pembuatannya.
Mie instan digoreng dengan teknik deep frying.
Proses penggorengan ini dilakukan pada suhu yang tinggi, yaitu 140 – 160 derajat Celcius.
Pada suhu ini, dapat dipastikan tidak ada mikroba yang dapat bertahan hidup karena kadar air pada mie telah turun hingga 3% saja.
Kalau tidak ada mikroba, makanan pun tidak akan busuk.
Itu lho, sebenarnya, rahasia kenapa mie dalam kemasan mie instan bisa sangat awet.
5. Warna Kuning Pada Mie Instan Memang Didapat dari Pewarna Buatan
Harus diakui bahwa warna kuningnya mie instan memang tidak didapat secara alami.
Dalam pembuatannya, adonan mie instan ditambahkan zat pewarna makanan, yaitu Tatrazine (CH940).
Zat pewarna ini sudah terserap dengan baik kok, jadi saat direbus tidak akan luntur.
Zat pewarna Tatrazine ini adalah senyawa pigmen food grade dan sudah diberi izin untuk digunakan sebagai pewarna makanan secara internasional oleh standar internasional Codex Alimentarius dan World Health Organization.
Secara nasional sendiri, pewarna makanan ini juga sudah diberi izin kok oleh BPOM RI.
Jadi, bisa dipastikan bahwa zat pewarna ini aman untuk digunakan.
Lagipula, tidak cuma mie instan saja yang menggunakan zat pewarna Tatrazine ini.
Puding, kripik, sereal, minuman ringan, sup instan, selai, permen, jeli, serta yogurt kemasan juga menggunakannya.
• Intip Serunya Liburan ala Striker Liverpool, Mohamed Salah di Berbagai Destinasi Dunia
• Melihat Pura Tersembunyi di Dalam Gua Giri Putri di Pulau Nusa Penida, Bali
• Dunia Fantasi Ancol Berikan Empat Promo Menarik Selama Bulan Mei 2019
• Keranda Jenazah Ini Sudah Ada Sebelum Indonesia Merdeka, Intip Kisahnya
• Daftar Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi saat Sahur
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Daftar Resep Kudapan Lezat Buka Puasa Dari Mie Instan, Anti Ribet Cepat Masaknya!