Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

10 Tradisi Unik yang Ada di Gianyar Bali, Ada Tradisi Tradisi Ngerebeg sampai Mesabatan Api

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

10 Tradisi Unik yang Ada di Gianyar Bali, Ada Tradisi Tradisi Ngerebeg sampai Mesabatan Api

Dalam pelaksanaannya juga dilakukan dengan sarana bebantenan, serta dilakukan khusus di Pura Dalem Desa Pakraman Patas.

8. Tradisi Maedeng

Krama di Desa Pekraman Susut, Desa Buahan, Payangan memiliki tradisi unik menyambut upacara Tawur Kesanga.

Tradisi yang rutin digelar dua minggu sebelum hari raya Nyepi ini disebut “Maedeng” yakni memilih sepasang godel (anak sapi) jantan dan betina untuk dipersembahkan di Catus Pata dan Pura Dalem desa setempat.

Tradisi ini pun diikuti krama dengan membawa ratusan ekor godel di areal Setra Desa Pekraman Susut.

Tradisi “maedeng” ini sudah merupakan warisan secara turun-temurun dan wajib dilaksanakan.

Bahkan, persembahan sepasang godel untuk sesajen ‘tawur kesanga’ ini diyakini sebagai sebuah kewajiban desa.

Sesuai dengan cerita leluhur, pada masa lampau, desa setempat sempat diserang wabah penyakit mematikan serta paceklik berkepanjangan hingga akhirnya tradisi ini dilaksanakan.

9. Tradisi Siat Sampian

Tradisi Siat Sampian yakni perang-perangan menggunakan janur atau disebut Siat Sampian di areal Pura Samuan Tiga, Gianyar.

Tradisi yang selalu digelar‎ tiga hari setelah puncak karya pujawali Pura Samuan Tiga ini sebagai simbol memerangi kejahatan atau adharma.

Tradisi ini melibatkan umat laki-laki yang disebut Parekan, dan umat perempuan yang disebut Permas.

Prosesi Siat Sampian diawali dengan Nampyog, yakni para Permas sebanyak 60 orang berjalan mengililingi halaman madya mandala pura sambil menari sederhana atau disebut Tari Sutri.

Nampyog dilakukan selama tiga kali, dan gerakannya selalu berubah.

Selama berkeliling, pinggang Permas diikatkan selembar selendang putih secara sambung-menyambung oleh para Permas di barisan berikutnya atau disebut proses Ngober.

Usai prosesi ngober, umat laki-laki melakukan maombak-ombakan, yakni para parekan saling berpegangan satu sama lain mengelilingi halaman pura.

Parekan yang saling berpegangan ini berputar selama tiga kali disertai dengan teriakan-teriakan seperti orang kesurupan.

Mereka pun berusaha agar dapat memegangi bangunan suci yang ada di pura.

Prosesi ini disertai dengan tetabuhan yang menambah semangat parekan dan permas untuk memulai Siat Sampian.

Puncaknya, para parekan saling lempar sampian yang sudah disiapkan.

Mereka kemudian saling pukul serta melempar sebagai simbol dari perang dengan menggunakan janur selama kurang lebih 15 menit.

10. Tradisi Mesabatan Api

Tradisi Mesabatan Api atau perang api dilakukan dengan menggunakan serabut kelapa. 

Tradisi ini telah berlangsung lama di Desa Adat Nagi, Kabupaten Gianyar.

Tradisi tahunan itu sudah diwariskan oleh nenek moyang warga Desa Adat Nagi yang digelar sehari sebelum Hari Raya Nyepi untuk menciptakan keharmonisan, menyucikan alam  sekaligus memupuk persaudaraan.

Tradisi tahunan ini menampilkan atraksi saling menyerang antarpemuda menggunakan serabut kelapa yang berisi api.

Jajanan Jejepangan yang Bisa Kamu Coba Ketika Ada di Festival Jepang, dari Takoyaki hingga Taiyaki

5 Variasi Tenun Khas Bali yang Cocok Dijadikan Sebagai Oleh-oleh, Kain Endek Sudah Ada Sejak 1975

8 Pura Unik di Bali yang Letaknya Berada di dalam Gua, Jangan Lupa Mampir ke Pura Batu Pageh

Selain Nasi, 8 Makanan Ini juga Bisa Dimasak Menggunakan Rice Cooker

8 Oleh-oleh yang Wajib DIbeli Saat Berlibur ke Bali, Jangan Lupa Cicipi Pie Susu Bali

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul TRIBUN WIKI - 10 Tradisi Unik yang Ada di Kabupaten Gianyar Bali