Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Payung, Alat Sederhana Asal Tiongkok yang Mengubah Dunia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seseorang menggunakan payung

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir telah diguyur hujan lebat.

Di musim seperti saat ini, salah satu barang yang menjadi incaran dan laris di pasaran adalah payung.

Benda satu ini berguna untuk melindungi dari air hujan.

Warga melintasi kawasan Alun-alun Selatan, Yogyakarta, Selasa (2/10/2018). Untuk mengurangi sengatan panas sinar matahari, sebagian warga memilih untuk melindungi tubuhnya dengan pakaian tertutup atau pelindung seperti topi dan payung saat bepergian (TRIBUNjogja.com | Bramsto Adhy)

Menilik Sejarah Perkembangan Payung: 4.000 Tahun yang Lalu Sempat Dijadikan Simbol Status di China

Bahkan peribahasa menyebutkan, "sedia payung sebelum hujan".

Terlepas dari arti peribahasa tersebut, hal ini membuktikan bahwa payung merupakan satu penemuan penting bagi sejarah manusia.

Penemuan ini bermula pada keinginan manusia 4.000 tahun lalu untuk melindungi diri dari sinar matahari.

Saat itu, moyang manusia mengikat beberapa daun bersama dan meletakkannya di atas kepala mereka.

Untuk penemuan awal ini, kita mungkin harus berterima kasih pada orang China.

Sejarawan China yang menelusuri asal-usul payung menyebut, selain kegunaannya untuk melindungi diri dari sinar matahari dan hujan, benda tersebut juga digunakan sebagai penanda pangkat dan status selama kekaisaran.

Tak hanya itu, di China pada masa tersebut, payung juga menjadi simbol kekuatan dan kekayaan.

Semakin besar payung dan kian banyak orang yang harus membawanya, itu berarti status sosial yang berteduh makin tinggi.

Dalam satu fragmen sejarah tertulis, ketika seorang kaisar tertentu pergi berburu, ada 24 orang yang berjalan di depannya untuk membawa payung.

Bukti lain bahwa payung pernah menjadi penanda pangkat adalah warna yang digunakan.

Hanya keluarga kekaisaran yang diizinkan menggunakan payung berwarna kuning dan merah.

Sedangkan warga sipil hanya diperkenankan menggunakan warna biru.

Halaman
1234