Gamelan Kiai Guntur Madu dibawa ke sebelah selatan, sementara Gamelan Kiai Guntur Sari dibawa ke sebelah utara.
Keduanya ditempatkan di sebuah ruangan bernama Bangsal Pradonggo.
• 3 Jenis Mainan Tradisional yang Selalu Ada di Sekaten dan Siap Ajak Kamu Bernostalgia
Kedua, gamelan kemudian ditata agar siap ditabuh sampai tanggal 20 November 2018.
Waktu terbaik menikmati alunan Gamelan Sekaten adalah malam hari sekitar pukul 19.30 WIB, usai salat isya.
Hal itu karena gamelan sekaten juga yang ditabuh di jam itu dan akan terus dimainkan sampai sekitar pukul 23.00 WIB.
Gamelan memang juga ditabuh pada siang hari, tetapi terdapat jeda istirahat.
Latar belakang ditabuhnya gamelan sekaten
Gamelan sekaten ini ditabuh sebagai peringatan penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa melalui media gamelan.
ketika masa Sunan Kalijaga, masyarakat saat itu sangat gemar mendengarkan alunan gamelan.
Namun gamelan ditabuh di dalam masjid.
Masyarakat saat itu yang ingin menyaksikan gamelan pun harus mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Islam sebagai tiketnya.
Inilah asal mula nama sekaten dari kata syahadatain.
• Pasca Insiden Terbaliknya Wahan Bianglala di Sekaten Jogja, Seluruh Kabin Sudah Dilepas
Nama gamelan Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari juga memiliki makna di dalamnya.
Menurut seorang pembesar Keraton Surakarta, Widodo Notonagoro, kedua nama itu berisi doa dan harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Yang namanya madu itu kan manis. Jadi inilah yang dimohon oleh semua kalangan, khususnya yang nyuwun adalah dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Supaya apa? Kawula atau rakyatnya mengalami manisnya hidup,” ujar Widodo.