Selain Bauwadanohia, ada dewa lain yang membantu menopang Pulau Nias dan sekitarnya.
Yakni Lasorogae Sitolu Daha atau Lasorogae Sidua Demo.
Namun, dewa-dewa ini bisa marah karena banyaknya penduduk setempat yang melanggar aturan yang disebut Fondrako atau Famato Harimao.
Sehingga, para dewa mengguncang bumi dan masyarakat Nias menyebut peristiwa gempa bumi dengan nama 'duru dano.'
Sama seperti masyarakat Sunda, masyarakat Pulau Nias akan berteriak-teriak saat gempa terjadi.
Teriakan mereka berbunyi, "Biha tua! Biha tua! Biha tua!" yang artinya "Sudah kek! Sudah kek! Sudah kek!"
Teriakan ini bertujuan agar para dewa tak lagi marah.
Selain itu, biasanya masyarakat Pulau Nias menggelar ritual pemujaan dan pengakuan melanggar aturan setelah gempa bumi terjadi.
Ini juga bertujuan agar bencana gempa bumi tak terulang lagi.