Namun, tidak diketahui di mana dia pergi saat itu.
Keesokan paginya, ketakutan ibunya mereda ketika Lars mengirim pesan teks kepadanya dan mengatakan ia telah sampai di terminal bandara.
Lars membutuhkan kejelasan untuk dapat terbang dari dokter bandara, yang dilaporkan menggambarkan keadaan Lars saat itu 'gugup dan aneh', serta tidak percaya dengan obat yang diresepkan.
Petugas medis, Dr Kosta Kostov mengatakan Lars mulai gemetar ketika seorang pekerja konstruksi memasuki ruangan dan menangis, "Saya tidak ingin mati di sini. Saya harus keluar dari sini."
Pada titik ini, Lars dilaporkan melompat berdiri untuk kemudian berlari meninggalkan bandara.
Polisi tidak menemukan petunjuk konkret dan seorang detektif swasta yang disewa oleh keluarganya gagal menemukan jejak Lars.
Belum pernah ditemukan apa yang memicu paranoia Lars.
Apakah obat-obatan yang ia konsumsi, reaksi terhadap obatnya, cedera kepala akibat perkelahian, kondisi kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, atau memang ada ancaman asli dari penyerang yang tidak diketahui.
Pernah ada secercah harapan bagi keluarga Lars pada Desember 2016 ketika polisi di Brasil menge-tweet foto seorang pria berjenggot dan berpakaian compang-camping yang mereka temukan berkeliaran tanpa alas kaki di jalan raya.
Namun, ternyata pria tersebut diidentifikasi sebagai pekerja bantuan dari Kanada yang hilang.
Nasib Lars hingga kini masih belum diketahui.
Teori konspirasi gelap pun beredar secara online tentang apa yang terjadi pada Lars di Bulgaria, negara dengan tingkat perdagangan manusia dan kejahatan terorganisir yang tinggi.