Setelah itu, kuburan dibuka kembali dan para biarawan diperiksa tanda-tanda pembusukan.
Jika mereka dalam keadaan utuh, maka akan diberikan diambil dari makam.
Kemudian dikenakan jubah mewah dan ditampilkan di kuil untuk disembah.
Sementara biksu yang jasadnya hancur ketika makam dibuka akan diberi penghormatan yang lebih sederhana.
Mereka dibiarkan terkubur tetapi masih dipuji karena ketahanan, ketangguhan, dan upaya mereka.
Hanya sebagian dari mumi biksu yang ada dapat dilihat di kuil-kuil di seluruh Jepang.
Dan satu mumi yang paling dipuji dari semuanya adalah Shinnyokai-Shonin, yang hidup dari 1687 hingga 1783.
Dia meninggal dalam posisi lotus dan kini berada di sebuah kuil terpisah di Kuil Dainichi-Boo, sebuah situs yang berhubungan dengan para biarawan yang mengejar mumifikasi.
Shinnyokai mengenakan pakaian secara teratur yang diubah selama ritual khusus.
Pakaian lamanya digunakan untuk menghasilkan jimat yang kemudian dijual kepada pengunjung yang datang ke kuil.