Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Imlek 2018

Selalu Ada Saat Imlek, Inilah Makna Filosofis Kue Keranjang Dilihat dari Bentuk, Rasa, dan Bahannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kue keranjang

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Hampir semua orang mengenal kue keranjang.

Kue keranjang merupakan satu jenis sajian yang tak boleh ketinggalan saat perayaan Imlek.

Sebagaimana makanan dan pernak-pernik Imlek lainnya, kue keranjang memiliki makna filosofis yang mendalam.

Kue yang menjadi ciri khas Imlek ini merupakan sajian turun-temurun yang selalu ada di setiap perayaan hari besar Sincia.

Kue keranjang bentuknya bundar, bercitarasa manis, dan berwarna cokelat.

Kue ini berbahan dasar tepung ketan dan gula merah, dan cara dimasaknya adalah dengan dikukus selama sehari semalam.

Meski terlihat sederhana, proses memasaknya harus dilakukan dengan teliti supaya tidak gosong.

Mengingat Tahun Baru Imlek tinggal lima hari lagi, yuk kulik sejumlah fakta unik tentang kue keranjang yang dirangkum TribunTravel.com dari beberapa sumber.

(reservasi.com)

Dalam Bahasa China, kue keranjang disebut Nian Gao, kata 'nian' berarti tahun, dan kata 'gao' berarti kue, atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti Kwe.

Dalam dialek Hokkian, Ti Kwe yang berarti ‘kue manis’, pelafalannya terdengar seperti kata yang juga bermakna ‘tinggi’.

Oleh karenanya, kue ini pun disusun tinggi atau bertingkat-tingkat.

Penyusunan ke atas makin mengecil dan ini bermakna peningkatan rizki atau kemakmuran.

Ada satu cerita yang terkait tentang penamaan kue keranjang.

Pada zaman China kuno, ada seekor raksasa yang bernama 'Nian' tinggal di sebuah gua yang berada di gunung.

Halaman
123