Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kuliner Sumsel - Sambal Tempoyak Dapoer Kajut, Sensasi Rasanya Bikin Nagih

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Abdul Hafiz

TRIBUNTRAVEL.COM, PALEMBANG - Sambal khas kuliner tradisional andalan Sumatera Selatan adalah sambal tempoyak.

Para penikmat kuliner kini bisa mendapatkan dengan mudah dalam bentuk kemasan berlabel Sambal Tempoyak Dapoer Kajut.

Tempoyak merupakan permentasi durian dengan garam.

Ternyata olahan durian tempoyak menjadi sambal pendulang rupiah.

Selain dimakan langsung, ternyata durian bisa diolah menjadi beberapa kuliner yang menggoyang lidah, di tangan seorang ibu rumah tangga bernama Septriya Amirwan mampu mengolah buah durian menjadi sambal lezat yang menjadi lahan bisnis keluarga.

"Sambal tempoyak khas palembang ini. Kini telah tersebar di sejumlah daerah di tanah air," ungkap Septria Amirwan, Senin (27/3/2017).

Buah durian di Kota Palembang kini dikreasikan dengan sejumlah varian, seperti dengan membuat olahan durian yang sudah dipermentasi selama tiga hari dengan campuran garam.

Wanita yang akrab dipanggil Ririn mengolah tempoyak menjadi sambal penyedap santapan yang dinamai sambal tempoyak khas Palembang.

"Untuk membuat sambal tempoyak diperlukan sejumlah bumbu dapur seperti jahe, lengkuas, kunyit, cabai merah, gula, garam. Bahan dapur ini kemudian diulek hingga merata dan halus. Kemudian dipanaskan dan dicampur dengan tempoyak," kata wanita yang mengenyam pendidikan S1 Perikanan dan S2 Magister Pemasaran Unsri.

Selanjutnya Ririn membagi sambal tempoyak menjadi tiga varian yakni original, sambal tempoyak petai dan sambal tempoyak ikan teri.

"Sekarang ada 3 variant baru. Rawit, rawit teri dan rawit pete. Di siapkan untuk yang hobi banget pedes," ujar Ririn.

Kemudian agar tahan lama, ia mengemasnya ke dalam sebuah botol berukuran 150 gram.

Dengan pemasaran ke sejumlah daerah tanah air tak heran ia meraup keuntungan jutaan rupiah.

Siapa sangka usaha yang dirintis setahun belakangan ini menjadi pendulang rupiah bagi keluarga, sehingga ririn tak menyesal meninggalkan status karyawannya.

Halaman
12