Sepanjang track merupakan hutan perdu dan rotan yang terkadang duripun tak segan menyapa kami, tepat pukul 07.30 WIB kami sampai di pondokan yang biasanya digunakan para pendaki untuk berteduh saat hujan.
Pukul 08.00 WIB kami sampai di Pos II yang masih di dominasi hutan hujan dan kabut yang mulai naik membuat hawa semakin lembab namun sejuk, tak heran bisa di dengar suara kera dan burung yang masih riuh terdengar di sepanjang rute pendakian.
Istimewa/Baskara Novasa
Pukul 09.30 WIB kami melanjutkan perjalanan di punggungan bukit yang sudah didominasi alang-alang, beberapa tenda rekan pendaki ada di sepanjang punggungan bukit yang cukup lapang (Pos III) bisa dihuni 4-6 tenda ukuran sedang.
Kami berhenti sejenak untuk saling sapa setelah itu rute berlanjut dan pendaki akan di sambut turunan tajam bebatuan yang lumayan licin bila hujan turun.
Pendaki perlu ekstra hati-hati untuk rute bagian ini.
Memasuki kawasan kaldera terdapat track pasir dan bebatuan cadas yang cukup menanjak dengan kemiringan yang ekstrim, hingga kaldera Kelud pun tersaji gagah di depan mata.
Istimewa/Baskara Novasa
Pukul 10.10 WIB kami sampai di bibir kaldera, sungguh menakjubkan dengan kedalaman ratusan meter dan kawah yang berwarna kuning belerang tanda gunung kelud masih aktif untuk siklus letusan.
Pukul 11.00 WIB siang kami turun dengan santai karena cuaca sudah mulai mendung dan pukul 14.30 WIB kami sampai di rumah penduduk tempat kami menitipkan motor dengan biaya Rp 10.000 per motor.
Istimewa/Baskara Novasa
Selesai membayar dan melakukan registrasi buku pendakian, kami sudah turun maka kami segera melanjutkan pulang ke Kota Blitar dengan membawa foto kenangan kegagahan Gunung Kelud.