TRIBUNTRAVEL.COM - Hutan Aokigahara di Jepang dikenal sebagai satu hutan paling mematikan di dunia.
Namun di balik reputasi kelamnya, Hutan Aokigahara juga menyimpan keindahan alam yang memesona.
Baca juga: 10 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Jepang agar Liburanmu Tetap Aman
Baca juga: Festival Jepang Nihon No Matsuri 2025 Hadir di Gajah Mada Plaza, Meriahkan Libur Sekolah Anak
Terletak di barat laut kaki Gunung Fuji, Prefektur Yamanashi, Jepang, Aokigahara Forest atau yang juga dijuluki sebagai The Sea of Trees (Lautan Pepohonan), membentang seluas 35 kilometer persegi.
Hutan Aokigahara tumbuh di atas lahan bekas aliran lava akibat letusan Gunung Fuji pada tahun 864 Masehi, menciptakan lanskap yang unik dan berbahaya.
Baca juga: Bujet Rp 10 Jutaan, Cek Itinerary Jepang 3 Hari 2 Malam Include Tiket Pesawat dan Hotel
Baca juga: Gua Rane: Bunker Pertahanan Jepang di Nagekeo NTT, Berdiri Sejak 1943
Lokasi dan Alamat Lengkap Aokigahara Forest
Hutan Aokigahara berlokasi di Aokigahara Forest, Fujikawaguchiko, Minamitsuru District, Yamanashi 401-0300, Jepang.
Tepat berada di kaki barat laut Gunung Fuji dan dapat diakses dari Stasiun Kawaguchiko, satu pintu gerbang utama menuju area Gunung Fuji dan kawasan Danau Lima Fuji (Fuji Five Lakes).
Baca juga: Itinerary Jepang 3 Hari 2 Malam dengan Bujet Mulai Rp 10 Jutaan, Sudah Include Tiket Pesawat & Hotel
Mengapa Aokigahara Disebut Hutan Bunuh Diri?
Aokigahara memiliki reputasi menyeramkan sebagai tempat orang-orang mengakhiri hidup.
Saking mengerikannya, masyarakat Jepang bahkan menyebutnya sebagai Jukai atau Laut Pohon.
Banyak faktor yang melatarbelakangi reputasi kelam ini:
- Fenomena Magnetik: Kandungan lava di tanah menyebabkan gangguan medan magnet, sehingga kompas dan alat navigasi bisa rusak.
- Kondisi Alam yang Sunyi: Tidak banyak suara binatang atau serangga, menjadikan hutan ini sunyi dan menegangkan.
- Legenda dan Mitos: Masyarakat lokal percaya bahwa hutan ini dihuni oleh roh-roh penasaran atau makhluk halus seperti tengu (iblis burung).
- Praktik Ubasute: Cerita rakyat mengatakan, dulu orang-orang tua atau sakit ditinggalkan di hutan ini ketika terjadi kelaparan, walaupun belum ada bukti pasti.
Menurut data pemerintah Jepang, lebih dari 100 orang datang ke hutan ini antara tahun 2013 dan 2015 untuk mengakhiri hidup.
Namun, sejak beberapa tahun lalu, pihak berwenang Jepang sengaja tidak lagi mempublikasikan angka pasti untuk menghindari glorifikasi tempat tersebut.
Keindahan Aokigahara Forest
Meski dikenal sebagai satu hutan paling menyeramkan di dunia, Hutan Aokigahara di kaki Gunung Fuji, Jepang, menyimpan pesona alam yang menakjubkan.
Dijuluki The Sea of Trees atau Lautan Pepohonan, Aokigahara menawarkan hamparan hutan lebat dengan pepohonan hijau menjulang tinggi dan jalur setapak yang sunyi, menciptakan suasana damai sekaligus magis.
Di balik reputasi angkernya, hutan ini adalah tempat yang kaya akan keindahan geologis.
Aokigahara tumbuh di atas aliran lava dari letusan Gunung Fuji tahun 864, menciptakan lanskap berbatu yang unik.
Pengunjung bisa menemukan gua-gua lava seperti Fugaku Wind Cave dan Narusawa Ice Cave, yang menjadi daya tarik wisata.
Khususnya Gua Es, tetap membeku bahkan saat musim panas, menjadi salah satu keajaiban alam tersendiri.
Keheningan hutan tanpa suara burung atau serangga membuat pengalaman menjelajah terasa begitu mendalam.
Di musim gugur, warna-warni dedaunan menciptakan pemandangan spektakuler, sementara latar belakang Gunung Fuji menambah kesan dramatis dan megah.
Sejarah Kelam yang Telah Lama Tercipta
Aokigahara bukan hanya memiliki sejarah modern yang kelam, tetapi juga mengakar jauh sejak zaman kuno.
Letusan Gunung Fuji membentuk lapisan lava yang menciptakan gua-gua bawah tanah, beberapa di antaranya masih bisa dikunjungi hingga kini.
Namun keindahan itu tidak bisa memisahkan Aokigahara dari kisah-kisah tragis.
Salah satunya adalah pengaruh dari karya sastra seperti novel “Kuroi Jukai” karya Seicho Matsumoto yang menceritakan pasangan kekasih yang bunuh diri di hutan ini.
Cara Menuju Aokigahara Forest
Untuk kamu yang ingin mengunjungi Aokigahara dengan niat eksplorasi wisata (bukan horor), berikut rute yang bisa kamu tempuh dari Tokyo:
1. Naik Kereta dari Tokyo ke Kawaguchiko Station
Waktu tempuh: Sekitar 2,5 jam
Rute: Tokyo – Otsuki – Kawaguchiko via JR Chuo Line dan Fujikyu Railway
2. Naik Bus dari Kawaguchiko ke Aokigahara (Fuketsu)
- Bus cepat: 26 menit
- Bus wisata: 45 menit
3. Jalan kaki dari Halte Bus Fuketsu
Waktu tempuh: Sekitar 20 menit berjalan kaki ke pintu masuk hutan
Catatan penting: Meskipun Hutan Aokigahara terbuka 24 jam, sebaiknya jangan menjelajah saat malam hari karena sangat mudah tersesat dan sinyal ponsel sulit didapat.
Waktu Terbaik Mengunjungi Aokigahara
- Musim Semi (Maret - Mei): Udara sejuk dan warna dedaunan segar
- Musim Gugur (Oktober - November): Pemandangan warna-warni daun gugur menambah pesona
- Hindari musim dingin: Jalanan licin dan suhu ekstrem bisa sangat berbahaya
Etika dan Hal yang Harus Diperhatikan Saat Mengunjungi Aokigahara
- Hindari eksplorasi sendirian. Gunakan jasa pemandu lokal.
- Ikuti jalur resmi. Jangan pernah keluar dari jalur karena mudah tersesat.
- Jangan mendokumentasikan secara sembarangan. Hormati suasana dan orang lain, termasuk keluarga korban.
- Jangan membuat konten yang tidak pantas. Aokigahara bukan tempat hiburan horor.
Aokigahara: Antara Keindahan dan Kegelapan
Meskipun dikenal karena reputasi mengerikannya, Aokigahara tetap menyimpan pesona alam yang luar biasa.
Deretan pohon cemara, gua lava, serta latar belakang Gunung Fuji menjadikannya pemandangan yang indah dan layak untuk dinikmati—dengan penuh hormat dan kewaspadaan.
Hutan ini bukan untuk semua orang.
Namun bagi mereka yang mencari petualangan berbeda, atau bahkan ingin merasakan sisi kelam dari sejarah Jepang, Aokigahara bisa menjadi destinasi yang sangat berkesan—tentu saja dengan pendekatan yang penuh empati dan tanggung jawab.
Aokigahara adalah cerminan bagaimana sebuah tempat bisa menyimpan dua sisi: keindahan dan kegelapan.
Bila kamu ingin mengunjunginya, pastikan kamu datang dengan niat untuk memahami, bukan mengeksploitasi.
Alam dan sejarah selalu layak dihormati, termasuk hutan seluas lautan ini di kaki Gunung Fuji.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.