TRIBUNTRAVEL.COM - Ada yang unik dari program pendidikan di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di California, Amerika Serikat.
Jika kebanyakan orang pilih menikmati momen remaja 16-18 tahun di bangku SMA dengan mengenyam pendidikan hingga soal cinta sekolah, tapi tampaknya beberapa murid di California tidak ada minat tersebut.
Baca juga: Viral Wali Murid SD Protes gegara Anaknya Gak Naik Kelas karena Punya Karakter Pendiam

Seperti sekelompok murid Oakland Unified School District di California, Amerika Serikat ini misalnya.
Saking gemas dan ingin muridnya menempuh pendidikan, pihak sekolah sampai rela memberikan uang jajan sebesar 50 USD atau setara Rp 800 ribu seminggu.
Baca juga: Viral Guru di Sleman Dapat Hadiah HP dari Para Siswa, Selama Ini Pakai Ponsel dengan Layar Retak
Program 10 minggu itu dijalankan oleh kelompok yang dikenal sebagai 'the Equitable Design Project' alias Proyek Desain yang Adil - yang memiliki 100 siswa di tujuh lokasi sekolah terdaftar di dalamnya.
Tapi pemberian uang jajan sebesar Rp 800 ribu ini diberikan bukan cuma-cuma, melainkan ada syaratnya.
Jika murid ingin mendapatkan uang jajan, mereka harus menghadiri kelas lima hari seminggu dan tidak boleh terlambat maupun bolos sekolah.

Baca juga: Heboh 2 Guru Resign setelah Ketahuan Merayu dan Kirim Foto Tak Senonoh pada Siswa
Apabila ketahuan terlambat maupun bolos sekolah, maka tidak akan mendapatkan uang jajan itu.
Selain itu, murid-murid juga harus bertemu dengan seorang pemimpin program setiap minggu serta menyelesaikan penilaian singkat kesehatan mental dan pengalaman di kelas setiap minggu.
Mengutip UNILAD, program ini sebenarnya bukan hal baru dan telah berlaku selama dua tahun terakhir dan berlangsung selama 10 minggu terakhir tahun ajaran untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Murid-murid yang terdaftar dalam program tersebut mempunyai reputasi dan catatan ketidakhadiran yang cukup parah, banyak di antara mereka yang tidak memiliki tempat tinggal atau memiliki kondisi kehidupan yang tidak stabil.
Baca juga: Alan Walker Terbang ke Medan Temui Guru Musik & Siswa yang Viral, Sempatkan Bagi-bagi Tiket Konser

Menurut San Francisco Chronicle, Zaia Vera, seorang pemimpin proyek dan kepala pembelajaran sosial emosional di Oakland Unified, menjelaskan bahwa program tersebut ditujukan untuk membantu para murid dan menciptakan hubungan yang baik untuk memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang lengkap.
Vera berkata: "Uang adalah hal yang membuat mereka bisa bersekolah. Hubungan dan penghargaanlah yang membuat siswa tetap bersekolah."
Kevin 'AJ' Goines, yang membantu siswa sekolah menengah atas menavigasi akademis, kehadiran, dan pertumbuhan sosial emosional di Oakland Unified juga menjelaskan bagaimana uang tersebut diharapkan dapat membuat para siswa tetap fokus pada studi mereka dan di kelas.
Baca juga: Viral Guru di Sumbawa Dilaporkan karena Hukum Siswa Tak Mau Salat Jemaah, Kini Akui Ada Pemukulan
Tonton juga:
Ia berkata: "Ada beberapa keluarga dan siswa yang menghadapi hambatan besar sehingga menyebabkan mereka membolos."
"Mereka akan berkata 'Saya tidak punya uang untuk naik bus' atau dalam beberapa kasus, 'Saya tidak punya jaket yang layak, cuaca dingin dan hujan'."
"Itulah hal-hal yang tidak kami miliki jawabannya."
Setelah dua tahun mencoba program tersebut, distrik sekolah mengklaim tingkat ketidakhadiran telah berkurang setengahnya.
Program ini menggunakan dana hibah 200 ribu USD atau setara sekira Rp 3,27 miliar dari Education First, sebuah organisasi kebijakan pendidikan nasional, dengan pembiayaan dari Rockefeller Philanthropy Advisors dan NoVo Foundation.
TribunTravel/nurulintaniar
Kumpulan artikel viral
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.