TRIBUNTRAVEL.COM - Pada 5 April 2008, Engla Höglund yang berusia 10 tahun hilang di Stjärnsund, Swedia.
Engla saat itu meminta izin ibunya, Carina, buat bermain sepak bola di pusat komunitas setempat.
Baca juga: Viral Kelakuan Dua WNA Swedia yang Nekat Kemah di Lereng Gunung Lewotobi, Padahal Lagi Erupsi

Baca juga: Insiden Mengerikan Roller Coaster Swedia Jatuh Keluar Jalur, Tewaskan 1 Orang & 9 Luka-luka
Tak cuma itu saja, dia juga izin ibunya buat ke sana naik sepeda.
Carina mengizinkan, tapi dengan syarat Engla menghubunginya 10 menit setelah keluar dari rumah.
Baca juga: Viral Seks Jadi Cabang Olahraga di Swedia, Cek Faktanya
Baca juga: Swedia Cabut Aturan Pembatasan Covid-19 untuk Wisatawan, Cek Ketentuannya
Dilansir dari unilad, Engla menelepon ibunya sekira 10 menit dari rumah.
Sayangnya telepon itu menjadi panggilan terakhir Carina dari putrinya.
Ketika Engla tidak kembali ke rumah dalam waktu 20 menit, Carina mencoba menghubunginya lagi.
Berkali-kali dihubungi, Engla tak pernah mengangkatnya.
Carina yang khawatir langsung menghubungi teman putrinya untuk mengetahui apakah dia sudah sampai di sana.
Carina akhirnya melihat sepeda Engla sekitar 200 meter dari rumah mereka dan segera menelepon suaminya dan kemudian polisi .
Polisi segera melancarkan pencarian terhadap gadis muda tersebut, termasuk menggunakan helikopter, perahu, dan regu pencari sukarelawan.
Namun, baru setelah fotografer amatir lokal, Tomas Langton, muncul petunjuk yang kuat.
Langton melapor ke polisi untuk menjelaskan bahwa dia sedang menguji kamera barunya tepat pada hari Engla menghilang.
Setelah memeriksa foto-fotonya, dia menyadari bahwa dia secara tidak sengaja menangkap tidak hanya Engla, tetapi juga orang yang ternyata adalah pembunuhnya, di perangkatnya.
Satu gambar menunjukkan Engla sedang mengendarai sepedanya, melewati tiga orang di jalan raya.
Dan gambar lainnya menunjukkan mobil Saab 900 berwarna merah, plat nomornya terlihat jelas.
Polisi mencari plat nomor mobil dan menemukan pemiliknya - sopir truk berusia 42 tahun Anders Eklund dari Torsåker di Gästrikland.
Pada 13 April, terungkap Engla telah meninggal.
Setelah berhari-hari diinterogasi polisi, Eklund mengaku menculik gadis muda tersebut, sebelum kemudian membunuh dan memperkosanya - penyerangan tersebut terjadi sekitar 20 menit setelah Langton mengambil fotonya.
Eklund juga memberi tahu polisi di mana dia membuang jenazahnya - di sebuah desa kecil dekat Torsåker.
Dan dia juga mengakui pembunuhan lainnya - terhadap Pernilla Hellgren yang berusia 31 tahun - yang terjadi delapan tahun sebelumnya.
Pada tanggal 6 Oktober 2008, Eklund dinyatakan bersalah atas dua pembunuhan, satu tuduhan pemerkosaan dan pornografi anak dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di mana dia masih bertahan hingga hari ini.
Baca juga: Jerman Tambahkan 39 Negara Dalam Daftar Wilayah Berisiko Tinggi, Termasuk Swedia dan UEA
Lainnya - Viral seorang wanita asal Kendari Sulawesi Selatan menjadi otak pembunuhan mertuanya.
Wanita ini mengaku sakit hati dan tega merencanakan aksi pembunuhan.

Novi Damayanti alias ND (24) asal Kendari, Sulawesi Selatan mengaku dendam dan sakit hati pada mertuanya, Mirna (51).
ND mengaku sudah dua tahun menyimpan dendam pada mertuanya.
Bukan tanpa alasan, ND rupanya merasa sakit hati lantaran sejak menikah tak pernah dianggap menantu oleh mertuanya.
Tak hanya itu, ND juga kerap dituding foya-foya dan menghabiskan uang suaminya.
Ingin balas dendam, ND nekat membuat skenario dengan menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi mertuanya.
"Saya dendam dengan kedua mertua, semenjak saya menikah dengan suami saya, sampai hari itu juga, saya tidak pernah dianggap menantu dikeluarganya pak," ujarnya kepada penyidik.
Adapun ND menyebut dirinya dituduh tidak pernah kasih uang keluarga suami.
"Saya katanya yang menghalangi suamiku kasih orang tuanya uang," ujarnya.
Tak hanya itu, Novi dituding kerap menghabiskan uang dengan cara berfoya-foya.
" Saya katanya foya-foya uang, makanya suami saaya tidak berikan uang keponakannya dan orangtuanya," imbuhnya.
Puncak sakit hati ND memuncak manakala anaknya dikasih jatuh sama mertua sendiri.
"Anaknya dikasih jatuh sama mertua, malahan dia hanya ketawa-tawa saja," tuturnya.
"Sudah lama sekali saya simpan-simpan sakit hati sejak saya menikah 2022," tambahnya.
Kronologi Pembunuhan
Inilah awal mula seorang wanita muda di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara berinisial ND (24) mengatur siasat sebelum membunuh mertuanya M (51).
Kejadian itu dialami M saat berkendara bersama ND di Jalan Madusila, Anduonohu, Poasia, Kendari, Sultra pada Minggu (7/4/2024) sekira pukul 14.00 Wita.
Akibat insiden itu, M seorang ibu rumah tangga di Sampara, Konawe tewas dengan 10 luka tusuk di leher dan badannya.
Hasil penyidikan, Polresta Kendari menemukan bahwa ND merencanakan pembunuhan korban dengan rekan prianya berinisial MF (21).
Pelaku MF yang juga tetangga ND berperan sebagai eksekutor.
MF menusuk korban saat berada di dalam mobil yang dikemudikan ND.
Kapolresta Kendari, Kombes Pol Aris Tri Yunarko, mengatakan, ND dan MF merencanakan pembunuhan itu disalah satu rumah makan di Kota Kendari.
ND bertemu dengan MF untuk merencanakan pembunuhan mertuanya pada Minggu pagi sekira pukul 08.00 Wita.
"Setelah bertemu ND bersama suami dan anaknya pergi ke Sampara, Konawe," ucap Kapolresta Kendari.
Setelah tiba di rumah mertuanya itu, ND mengajak korban belanja kebutuhan kue di Indogrosir Kendari.
Saat itu, ND tidak mengajak suami dan anaknya, hanya korban dengan menggunakan mobil Honda Brio berwarna kuning.
Ketika tiba di Kendari, keduanya langsung berbelanja, kemudian menuju Pasar Anduonohu untuk membeli bawang.
ND lalu mengarahkan kendaraaan ke arah Citraland lalu memutar kembali ke arah Jalan Madusila.
Kemudian ND memutar lagi ke arah Citraland lalu menuju dekat Kantor DPRD Kota Kendari.
Di lokasi itu, ND memarkirkan kendaraannya, kemudian MF masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi tepat di belakang korban M duduk.
"Mertuanya ini, M sempat bertanya ke ND itu siapa. Dan ia menjawab kalau itu sepupunya," ucap Kapolresta Kendari.
Aris mengatakan dari penyelidikan, ND berkendara dengan memutari dari area bundaran Citraland dan Jalan Madusila sebanyak dua kali ternyata hanya modus.
Karena saat itu ND sengaja meminta MF untuk menunggu di pinggir jalan dan menemui saat mobil terparkir di dekat Kantor DPRD Kendari.
"Kemudian saat sudah di dalam mobil, MF langsung mengeksekusi korban dengan cara menjerat leher dengan tali dan menusuk pakai pisau.
Tali dan pisau itu sudah disiapkan pelaku MF," jelas Aris.
Setelah mengeksekusi korban, ND menyerahkan HP, uang, dan perhiasannya ke MF dan membawanya turun di tempat untuk pelaku melarikan diri.
ND kemudian berhenti dan meminta tolong ke pengendara lain yang melintas dengan berpura-pura menjadi korban begal.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.