Breaking News:

Heboh Studi Baru Menemukan Homo Sapiens Sudah Muncul di Afrika Lebih dari 300 Ribu Tahun Lalu

Para ilmuwan telah mengungkapkan laporan baru yang menunjukkan bahwa spesies homo sapiens muncul di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu.

Flickr/Ammar Hassan
Para ilmuwan telah mengungkapkan laporan baru yang menunjukkan bahwa spesies homo sapiens muncul di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Para ilmuwan telah mengungkapkan laporan baru terkait homo sapiens yang diyakini sebagai spesies manusia.

Mereka menunjukkan bahwa homo sapiens telah muncul di Afrika sekira 300.000 tahun yang lalu.

Ilustrasi dataran gersang di Afrika. Para ilmuwan telah mengungkapkan laporan baru yang menunjukkan bahwa spesies homo sapiens muncul di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu.
Ilustrasi dataran gersang di Afrika. Para ilmuwan telah mengungkapkan laporan baru yang menunjukkan bahwa spesies homo sapiens muncul di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu. (Flickr/ Domenico Convertini)

Diketahui para ilmuwan menganalisis data genom modern dan kuno orang Eropa sera Asia.

Lantas, mereka menyimpulkan bahwa manusia modern adalah keturunan Afrika sebelum bermigrasi keluar benua tersebut 60.000 hingga 70.000 tahun yang lalu.

Baca juga: Viral Seorang Pria Divaksinasi Covid-19 Sebanyak 217 Kali, Bikin Ilmuwan Bingung

Momen itu menandai dimulainya penyebaran homo sapiens secara global.

Menurut laporan, manusia modern bermigrasi dari Afrika sebagai populasi homogen untuk menetap di pusat geografis yang membentang di Iran, Irak tenggara, dan timur laut Arab Saudi.

Hal ini terjadi sebelum memasuki Eropa dan Asia sekitar 70.000 tahun yang lalu.

Para peneliti menyebut wilayah yang disinggahi sebagai bagian dari Dataran Tinggi Persia.

Tempat di mana orang-orang yang mungkin hanya berjumlah ribuan berpusat sebelum mereka melanjutkan perjalanan ribuan tahun kemudian ke lokasi yang lebih jauh.

Pemahaman lebih lanjut dari laporan mengungkapkan bahwa orang-orang itu hidup dalam kelompok kecil pemburu-pengumpul yang berpindah-pindah.

2 dari 4 halaman

Antropolog dan rekan penulis studi Michael Petraglia, direktur Pusat Penelitian Evolusi Manusia Australia di Universitas Griffith, mengatakan lokasi pusat tersebut menawarkan beragam pengaturan ekologi.

k
Ilustrasi ilmuwan. Para ilmuwan telah mengungkapkan laporan baru yang menunjukkan bahwa spesies homo sapiens muncul di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu (aTowfiqu barbhuiya /Unsplash)

Mulai dari hutan hingga padang rumput dan sabana, yang berfluktuasi dari waktu ke waktu antara periode kering dan basah.

Ilmuwan mengungkapkan bahwa orang-orang yang menghuni hub tersebut pada saat itu tampaknya berkulit gelap.

Merujuk pada kemiripan dengan orang-orang Gumuz atau Anuak yang sekarang tinggal di beberapa bagian Afrika Timur.
Mereka menambahkan bahwa penyebaran ke arah yang berbeda di luar hub menjadi dasar bagi perbedaan genetik antara orang-orang Asia Timur dan Eropa saat ini.

Baca juga: Muncul di Peta Dunia dan Google Maps, Pulau Hantu Ini Tak Pernah Ditemukan, Ilmuwan Dibuat Bingung

Mengomentari penelitian tersebut, Leonardo Vallini dari Universitas Padova dan Universitas Mainz di Jerman mengatakan penelitian "adalah sebuah cerita tentang kita dan sejarah kita."

Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa para peneliti merancang cara untuk menguraikan percampuran genetik yang luas dari populasi yang telah terjadi sejak penyebaran di luar pusat untuk menentukan wilayah ini.

Ilustrasi manusia purba. Para ilmuwan telah mengungkapkan laporan baru yang menunjukkan bahwa spesies homo sapiens muncul di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu.
Ilustrasi manusia purba. Para ilmuwan telah mengungkapkan laporan baru yang menunjukkan bahwa spesies homo sapiens muncul di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu. (TribunTravel/Yurokha)

Kisah Lainnya - Geger Ilmuwan Kontroversial Mengklaim Manusia Dulu Hidup 900 Tahun, Berujung Langsung Dipecat

Artikel inKementerian Pendidikan dan Sains Rusia baru-baru ini memecat direktur Institut Genetika Umum Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.

Hal itu terjadi setelah sang ahli mengeluarkan pernyataan kontroversial yang tidak sesuai dengan sains.

Ahli genetika Alexander Kudryavtsev ditunjuk sebagai direktur Genetika Umum Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia pada bulan Juni 2021.

Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Pil Unik untuk Membuat Perut Merasa Kenyang, Solusi Jitu untuk Diet?

3 dari 4 halaman

Ia dijadwalkan untuk menjalankan mandatnya hingga tahun 2027 mendatang.

Namun bulan lalu, Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Rusia mengumumkan bahwa Kudryavtsev telah dibebastugaskan dari tugasnya.

Pemecatan Kudryavtsev langsung dikaitkan dengan serangkaian pernyataan kontroversial yang dibuat pada bulan Maret tahun lalu.

Dikabarkan Kudryavtsev membuat pernyataan rancu pada Konferensi Ilmiah dan Teologi Internasional ke-3 yang bertajuk "Tuhan-Manusia-Dunia".

Ilustrasi seorang ilmuwan. Baru-baru ini seorang ahli geenetika asal Rusia dipecat setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial yang tidak sesuai dengan sains.
Ilustrasi seorang ilmuwan. Baru-baru ini seorang ahli geenetika asal Rusia dipecat setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial yang tidak sesuai dengan sains. (Andrik Langfield /Unsplash, )

Ilmuwan Rusia tersebut menyatakan bahwa sebelum terjadinya air bah, manusia biasanya hidup hingga 900 tahun.

Namun umur mereka semakin pendek sejak saat itu karena dosa asal, leluhur, dan dosa pribadi, begitulah pernyataan Kudryavtsev.

Saat berbicara pada konferensi di atas, Kudryavtsev juga mengatakan bahwa dosa mempengaruhi genom manusia, membuat mereka lebih rentan terhadap dampak kesehatan yang negatif.

Ahli genetika itu menambahkan bahwa meskipun para ilmuwan atheis akan menyalahkan kerusakan genetik pada faktor-faktor seperti radiasi atau polusi, ia percaya bahwa hal tersebut disebabkan oleh dosa.

Baca juga: Geger Ilmuwan China Bocorkan Virus Mutan Covid-19, Pakar Barat: Kegilaan Ini Harus Dihentikan

"Ini adalah jenis mutasi yang ditemukan oleh dokter genetika setiap hari ketika mereka menangani pasien,” kata Kudryavtsev.

"Ilmuwan atheis akan memberitahu Anda bahwa sebenarnya itu adalah radiasi, polusi, dan semua itu adalah efek mutagenik. Namun demikian, keyakinan pribadi saya adalah bahwa kehancuran tersebut dipicu oleh dosa asal, diperburuk oleh dosa leluhur, dan juga dosa pribadi," paparnya.

4 dari 4 halaman

Ilmuwan kontroversial tersebut juga memperingatkan para pendengarnya untuk tidak berbuat dosa.

Sebab hal ini dapat berdampak pada keturunan mereka juga hingga tujuh generasi.

"Saya ingin menekankan dampak berbahaya dari apa yang disebut kebiasaan buruk, yang oleh para teolog disebut sebagai dosa," kata Kudryavtsev.

"Hal ini juga mempengaruhi genom. Jika mutasi terjadi di tubuh Anda, di gamet Anda, mutasi itu akan diturunkan ke keturunan Anda, dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengatasinya," imbuhnya.

Kesimpulannya sederhana, lanjut Kudryavtsev, jika ingin mempunyai keturunan yang sehat, jangan mengembangkan kebiasaan buruk dan jangan terjerumus dalam dosa.

Posisi Kudryavtsev sebagai direktur sebuah institut genetika bergengsi telah diperebutkan oleh banyak komunitas ilmiah Rusia selama hampir satu tahun, dan banyak yang menyebutnya tidak sesuai dengan posisinya.

"Tidak ada sisi ilmiah dari pernyataan Alexander Kudryavtsev. Yang ada hanyalah membaca Alkitab karena di sanalah semuanya tertulis. Semua orang percaya tahu bahwa Tuhan menciptakan Bumi dalam tujuh hari, dan ini terjadi sekitar 6.000 tahun yang lalu," kata Evgeniy Alexandrov, ketua Komisi Pemberantasan Ilmu Semu Rusia dalam sebuah pernyataa.

"Tetapi ilmu pengetahuan telah membuat kemajuan besar sejak zaman Alkitab dan mengetahui berapa tahun Bumi telah ada ketika manusia muncul sebagai suatu spesies dan seterusnya. Dan ini sama sekali tidak sesuai dengan kisah-kisah mitologis dalam Alkitab. Ya, sekarang sudah menjadi kebiasaan untuk memperlakukan gereja dengan sopan, tapi apa hubungannya ilmu pengetahuan dengan hal itu?" tambahnya.

Karena pukulan balik atas pernyataannya yang tidak biasa, Kudryavtsev terpaksa mengeluarkan klarifikasi bahwa pernyataan yang dibuat selama konferensi "Tuhan-Manusia-Dunia hanya mencerminkan keyakinan pribadinya dan tidak boleh dikaitkan dengan lembaga genetika yang dipimpinnya.

Namun, hal itu tidak cukup baik bagi banyak pengkritiknya.

Pemerintah Rusia tidak merinci alasan pemecatan Kudryavtsev, namun Fyodor Lukyanov, ketua komisi gereja Rusia untuk masalah keluarga, mengatakan bahwa pemecatannya "karena keyakinan agama dan pernyataan yang sesuai dengan keyakinan tersebut melanggar etika komunitas ilmiah."

Kudryavtsev bukan satu-satunya ilmuwan yang membuat klaim aneh.

Pada tahun 2018 lalu, sebuah organisasi pendidikan India menginginkan universitas-universitas untuk mendidik siswanya bahwa baterai dan pesawat terbang ditemukan di India ribuan tahun yang lalu.

Baca juga: Ilmuwan Rilis Peta Baru yang Tunjukkan Semua Titik Penampakan UFO

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
viralilmuwanAfrika Cromboloni Dhawank Delvi Syakirah
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved