TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa sih yang tak tahu tentang ikan kiamat?
Ikan yang memiliki bentuk unik dan aneh ini menjadi viral dan disebut-sebut sebagai pertanda akan datangnya bencana.
Baca juga: Pesawat Kiamat Joe Biden untuk Perang Nuklir Terbang di Langit Wales, Ada Apa?
Benarkah? Cek faktanya yuk.
Belum lama ini, oarfish atau dikenal sebagai ikan kiamat telah ditemukan di Thailand.

Baca juga: Viral Gudang Kiamat Tersembunyi yang Dirancang Buat Selamatkan Umat Manusia, Apa Isinya?
Oarfish atau disebut juga dengan ikan kiamat merupakan makhluk laut berukuran raksasa yang dipercaya oleh sebagian orang sebagai 'pertanda malapetaka'.
Ikan kiamat ini hidup di kedalaman lautan dan hampir tidak terlihat oleh mata manusia.
Oleh karenanya, kemunculan ikan kiamat memicu ketakutan banyak orang yang mempercayai hal tersebut.
Menurut cerita rakyat Jepang, jika kamu kurang beruntung – atau dalam hal ini, sangat tidak beruntung – karena bisa melihat ikan ini di perairan dangkal, itu berarti akan terjadi bencana berupa gempa bumi atau tsunami.
Ikan kiamat ini ditemukan oleh seorang nelayan di Thailand.
Oarfish atau ikan kiamat yang dapat tumbuh hingga sepanjang 11 meter ini ditemukan di sekitar pantai Andaman pada hari Rabu (4/1/2024).
"Jika bertemu dengan oarfish di sekitar Satun, hal ini mungkin mengindikasikan adanya potensi gempa bumi di sepanjang pantai Andaman," kata warga setempat, Boomerang.
"Dan mungkin juga ada tsunami."

Baca juga: Melihat Boeing E-4, Pesawat Hari Kiamat yang Diklaim Tetap Bisa Terbang saat Terjadi Perang Nuklir
Dosen ekologi kelautan Thon Thamrongnawasawat dari Universitas Kasetsart mengatakan: "Laut Andaman sangat dalam, dengan kedalaman hingga 2.000 meter di Thailand."
"Namun, oarfish biasanya tidak ditangkap, karena masyarakat pada umumnya tidak menangkap ikan di perairan dalam."
Wannarrong Sa-ard berkata: "Kelihatannya seperti oarfish. Oarfish, yang dijuluki 'ikan gempa', adalah ikan laut dalam. Saat muncul ke permukaan, sering terjadi gempa bumi."
Dan Buhya memperingatkan: "Dengan laut yang bergejolak, bersiaplah menghadapi bencana alam."
Untuk meredakan ketakutan masyarakat atas munculnya ikan kiamat atau oarfish ini, Dr Thamrongnawasawat memberikan penjelasan ilmiah.
Mengutip dari Metro, dia menuliskan: "Baru-baru ini, air dingin yang masuk ke Laut Andaman telah menyebabkan penampakan ikan yang tidak biasa akibat Dipole Samudera Hindia."
"Dulu Mola mola tertangkap jaring, sekarang menjadi oarfish. Masuk akal jika ikan-ikan ini mengikuti massa air dingin."
"Meskipun peristiwa yang tidak biasa terjadi di lautan, memahami konteksnya membantu menghindari kekhawatiran yang tidak perlu."
Oarfish biasanya hidup di kedalaman sekitar 1.000 meter, memakan plankton kecil dan sangat jarang terlihat di permukaan.
Ahli geologi Jepang Kiyoshi Wadatsumi mengatakan teori di balik legenda tersebut mungkin didasarkan pada sains.
Dia mengatakan dalam laporan tahun 2013: "Ikan laut dalam yang hidup di dekat dasar laut lebih sensitif terhadap pergerakan patahan aktif dibandingkan ikan yang hidup di dekat permukaan laut."
Baca juga: Amerika Serikat Keluarkan Pesawat Kiamat yang Punya Perlindungan dari Serangan Nuklir
Tonton juga:
Penjelasan BMKG Soal Oarfish atau Ikan Kiamat
Sebelumnya, oarfish atau ikan kiamat juga pernah muncul ke permukaan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Padahal, ikan bernama ilmiah Regalecidae ini habitatnya di kedalaman lebih dari 1 kilometer.
Oleh karena itu munculnya ikan oarfish raksasa ini banyak yang beranggapan bahwa akan muncul gempa.
Dugaan ini pun semakin mencuat seiring dengan munculnya unggahan di Twitter yang menjadi viral di medsos.
Pemilik akun X @tanyarlfes mengunggah sebuah postingan tentang ikan oarfish.
Dalam cuitan itu, akun tersebut mengatakan bahwa dengan munculnya ikan oarfish ke permukaan bisa dikatakan sebagai pertanda gempa.
"Ikan oarfish itu hidupnya di kedalaman 1 km di bawah laut kalo dia naik ke permukaan berarti pertanda akan bencana alam soalnya dia jarang naik ke permukaan," narasi dalam unggahan X @tanyarlfes.
Unggahan itu pun mendapat banyak respon dari warganet.
Untuk menguak dugaan yang viral di medsos, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun turut buka suara.
BMKG mengungkapkan secara detail tentang kemunculan ikan oarfish raksasa ini.
Baca juga: 5 Penemuan Sejarah di Tahun 2021 yang Mengguncangkan Dunia, Termasuk Gua Viking Penangkal Kiamat
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, membantah narasi yang menyebut bahwa penampakan oarfish merupakan tanda akan ada bencana alam.
Menurut BMKG, hingga saat ini masih belum ditemukan bukti empiris yang menunjukkan bahwa munculnya ikan oarfish ke permukaan laut sebagai pertanda tsunami maupun gempa.
Lebih lanjut, BMKG menjelaskan jika kemunculan ikan oarfish ke permukaan laut bisa jadi karena faktor dinamika oseanografi, kondisi ikan yang lagi sakit, atau faktor usia.
"Belum ada bukti empiris tentang hal itu. Kemunculannya bisa jadi karena dinamika oseanografi, sakit, atau tua," ujar Daryono.
Daryono menambahkan bahwa dugaan tersebut ternyata bertentangan dengan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat soal "munculnya ikan oarfish sebagai pertanda gempa".
Di Jepang, ada penelitian yang menghubungkan antara kemunculan ikan oarfish dari laut dalam dengan gempa besar.
Dalam kajian tersebut hanya menemukan satu peristiwa yang dapat dikorelasikan secara masuk akal, dari 336 kemunculan ikan dan 221 peristiwa gempa bumi, lapor Kompas.com.
"Berdasarkan kajian tersebut maka diketahui bahwa kemunculan oarfish bukanlah penanda akan terjadi gempa besar," sambung Daryono.
Untuk lebih memperjelas bukti itu, Daryono menambahkan bahwa menurut teori oseanografi, pengangkatan biota laut dalam ke permukaan hingga terbawa ke pesisir berkaitan dengan fenomena upwelling.
Sebagaimana diketahui, upwelling merupakan sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan.
"Dalam fenomena upwelling biasanya kemunculannya ikannya banyak," terang Daryono.
Jika hanya satu atau dua ekor ikan, ini berhubungan dengan kebiasaan oarfish.
Pasalnya, beberapa makalah menyebut bahwa oarfish memiliki kebiasaan mengambang di dekat permukaan air ketika mereka sakit atau sekarat.
"Selain itu, ada faktor lain yang memicu ikan muncul ke permukaan laut, seperti mengikuti arus laut," tutup Daryono.
Tanggapan BRIN
Selain BMKG, pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun turut buka suara.
Menurut Peniliti Pusat Oseanogradi BRIN, Selvia Oktaviyani, dugaan munculnya ikan oarfish ke permukaan laut lantaran terdorong badai atau terbawa arus yang kuat.
Ia juga menegaskan jika belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa munculnya ikan oarfish sebagai pertanda gempa.
"Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa keberadaannya memang berkaitan dengan bencana alam," terang Selvia Oktaviyani yang dikutip dari TribunTrend.com.
"Yang pasti sejauh ini belum ada kepastian kenapa bisa muncul oarfish," ungkap Selvia Oktaviyani.
(TribunTravel.com/ni)
Kumpulan artikel viral
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.